Pada pertemuan berikutnya, Kiai Hasan Basri menyempurnakan penjelasan tentang niat. Pemahaman yang dapat al-faqir tangkap, bahwa dalam menjalani kehidupan rumah tangga, dari awal sampai akhir pernikahan semua diniatkan karena Allah SWT, baik itu pekerjaan kecil maupun besar. Agar semua yang dilakukan oleh suami isteri di dalamnya bernilai pahala. Seperti halnya, memegang tangan isteri, melihat satu sama lain yang mana keduanya memilki nilai pahala besar ketika diniatkan karena Allah SWT.
Beliau juga menambahkan, ketika seseorang memiliki niat yang baik dalam pernikahannya, maka ia akan ditolong oleh Allah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangganya. Sebab termasuk salah satu orang yang akan mendapat pertolongan Allah adalah orang yang menikah kerena ingin menjauhkan diri dari kejelekan.
Nikah merupakan kesunahan sehingga agama islam melarang setiap orang mu’min untuk at-tabattul (menjomblo). Seperti halnya Rasulullah yang menolak permintaan Utsman Bin Madz’un untuk hidup menjomblo. Kecuali dengan para pencari ilmu yang dalam masa belajar memang seharusnya menjomblo, agar kefokusannya tidak pecah mengurusi seorang isteri dan kehidupan rumah tangga.
Kiai Hasan panghilan akrabnya juga menjelaskan tentang kriteria isteri yang dianjurkan untuk dinikahi beberapa diantaranya adalah :
- Wanita yang baik agamanya. Dengan landasan hadis sebagai berikut :
: تنكح المرأة لأربع : لمالها ، ولجمالها ، ولحسبها ، ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك
Artinya : wanita itu dinikahi kerena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung
- Wanita yang masih perawan. Dengan landasan hadis sebagai berikut :
هلا بكرا تلاعبها وتلاعبك
Artinya : rasulullah bersabda :engapa tidak perawan saja, engkau bisa bermain-main dengannya dan dia bermain-main denganmu
Wanita yang bisa memberikan banyak keturunan. Dengan landasan hadis sebagi berikut :
تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم الأمم
Artinya : nikahilah wanita yang penyayang dan subur, karena aku berbangga dengan banyaknya umatku