Nuansa Puasa; Sebuah Study Comparative,
Bekal Menjalani Aktivitas di Bulan Ramadha
Puasa ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan oleh Allah sepada seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat diwajibkannya berpuasa, tepat pada hari Senin hari ke dua bulan Sya’ban tahun ke dua hijriyah.
Pada akhir bulan Maret 2023 ini, kita sedang memasuki bulan puasa ramadhan. Yang paling terbayang dalam benak kita sebagai umat Islam tentunya adalah kewajiban berpuasa. Namun damal praktiknya, bulan ramadhan tidak hanya berisi bulan puasa saja, tapi ada banyak nuansa yang meliputi bulan mulia ini, seperti khilaf ulama menentukan awal dan akhir ramadhan dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, Alm. Dr. K.H. Moh. Romzi al-Amiri Mannan, S.H., M.H.I. mengarang sebuah buku berbahasa indonesia, Nuansa Puasa, Sebuah Study Comparative coba mengulas secara tuntang hal-hal yang berkaitan dengan puasa.
Buku ini berukuran kertas A5, dicetak menggunakan cover keras foto dan sepertinya belum pernah pernah cetak ulang. Bila kita lihat bagian awal buku, cetakan pertama itu pada tanggal 20 Oktober 1999 dan diterbitkan oleh Madrasah Diniyah.
Saya kurang tahu, bagaimana asal-usul buku ini oleh Kiai Romzi diterbitkan di madrasah diniyah. Barangkali, saat itu tahu beliau memang sedang menjadi kepala madrasah diniyah PP. Nurul Jadid sebagaimana keterangan yang ada di bagian kata pengantar.
Dalam kata pengantar, Kiai Romzi menerangkan bahwa latar belakang penulisan buku ini adalah beliau melihat kesalahan-kesalahan orang Islam menunaikan ibadah puasa, di samping itu banyak pula yang acuh tak acuh dan tidak semangat dalam menunaikannya.
Maka beliau tergugah dan merasa berkewajiban untuk menyampaikan hal-hal yang perlu dan penting dalam kaitannya dengan ibadah puasa, meskipun telah banyak beredar buku-buku yan membahas dan mengurai puasa.
Buku ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi pembaca yang mau menyadari bahwa cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala haruslah bersifat lahir batin dari jasad yang nyata sampai kepada jiwa yang tidak tampak.
Oleh karena itu, buku ini hadir agar dapat dimengerti tentang cara-cara berpuasa yang bisa diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga puasa kita mendapat penilaian yang baik dan benar di sisi-Nya, yang pada akhirnya kita mendapat gelar dan masuk ke dalam golongan “muttaqin” (orang-orang bertaqwa).
Buku ini berisi 10 bab. Kiai Romzi coba menghadirkan kajian komparatif (perbandingan) dari berbagai sudut pandang. Bila hal ini tampak ketika menjelaskan macam-macam puasa yang ada di bab dua, setelah bab pertama menjelaskan definisi dan dasar-dasar serta keutamaan puasa.
Pada bab dua, macam-macam puasa, Kiai Romzi coba meninjau dan melihat puasa dari berbagai aspek. Mulai dari segi hukum, mengerjakan puasa, waktu pengerjaan, jumlah hitungan hari, penekanan, tingkatan dan keringanan hukumanannya.
Bab ke tiga menjelaskan tentang syarat puasa, baik syarat wajib dan saha serta rukun puasa. Bab ke empat menjeaslakan perkara yang membatalkan puasa, mulai dari yang menyebabkan qodho’ (ganti puasa lagi) saja, atau qodho’ dan kafarat (denda).
Bab ke lima menjelaskan sunah dan makruhnya puasa. Bab ke enam mengupas puasa ramadlan. Bab ini merupakan bab paling panjang dari bab-bab lainnya. Pada bab enam, setidaknya terdapat delapan sub-bab pembahasan. Mulai dari hukum dan akibat puasa, keutamaan berpuasa di bulan ramadhan, cara menetapkan awal dan akhir ramadhan, malan khusus saat ramadhan hingga hikmah puasa ramadhan.
Bab ke tujuh menjelaskan puasa sunah, baik dari anjuran, macam-macam hingga hikmahnya. Bab ke delapan menjelaskan macam-macam dan hikmah dimakruhkannya berpuasa. Bab sembilan membahas puasa haram, dari macam-macam dan hikmah diharamakannya berpuasa.
Terakhir, yakni tentang puasa kaffarat. Mulai dari kaffarat yang wajib dikerjakan selama berturut-turut, puasa yang wajib dikerjakan secara terpisah dan puasa yang tidak apa-apa dikerjakan secara disambung atau terpisah.