Allah SWT, menciptakan segalanya dengan luar biasa yang tidak bisa dianalogikan manusia. Hanya nikmatnya yang terasa sehingga tercipta rasa syukur yang tidak mampu untuk diukur.

Mendengar berbagai kisah kepribadian, keistimewaan, dan mukjizat tentang  orang-orang mulia, yang dipilih langsung oleh Allah SWT, mendorong batin kita untuk berupaya meneladaninya.
Kiai Hasan Basri di dalam pengajian kitab Itmamud Diroyah li Qurroi Nuqoyah karya ulama’ yang masyhur bernama Syekh Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan beberapa urutan paling utamanya manusia yang diciptakan Allah SWT di muka bumi.

Manusia pertama yang paling utama secara mutlak, yaitu Nabi Muhammad SAW. Ini selaras dengan hadist nabi yang diriwayatkan dari Abdullah ibn Abbas Ra. bahwa Rasulallah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT, mengutamakan Sayyidina Muhammad SAW, melebihi penduduk langit dan para nabi.”(HR Imam al-Bayhaqi).

Kemudian dari sifat mulianya, Rasulullah SAW mencoba memberikan ta’lim (pengajaran) kepada ummatnya tentang bagaimana cara merendahkan diri terhadap sesama, tidak merasa paling tinggi terhadap orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan esensi dari sifat tawadu’.

Hal ini tertera di dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, bahwasanya Rasulallah SAW bersabda:

فَقالَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: لا تُخَيِّرُونِي علَى مُوسَى؛

Artinya: ’’Jangan kalian menganggapku lebih baik atas Musa.

Rarulullah juga bersabda:

مَا يَنْبَغِى لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى عَلَيْهِ السَّلاَمُ

Artinya : Tidak selayaknya bagi seorang hamba mengatakan, saya (Rasulullah SAW)  lebih baik dari Yunus ibn Mata.”

Cerminan menarik di balik Asbabul Wurud (sabab datangnya) hadist di atas, bahwasanya dulu ada orang Islam dan orang Yahudi beradu pendapat mengenai mana yang lebih utama antara nabi kaum Yahudi (Nabi Musa AS) dengan nabi umat Islam (Nabi Muhammad SAW).

Umat Islam berpendapat bahwasanya Rasulullah SAW adalah paling utama mahluk melebihi alam semesta, sedangkan umat Yahudi berpendapat sebaliknya. Akhirnya umat Islam memukul seorang Yahudi, kemudian Umat Yahudi melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah SAW.

Kemudian dengan bijaknya Rasulullah bersabda, ’’jangan kalian menganggapku lebih baik atas Musa dan tidak sebaiknya bagi seorang hamba mengatakan, saya (Rasulullah SAW)  lebih baik dari Yunus ibn Mata.” Hadis ini juga merupakan perenungan bagi kita, bagaimana sifat ketawaduan Rosulullah SAW.

Kiai Hasan Basri juga memberikan gambaran dari hadits tersebut kepada kehidupan nyata. Bagaimana kita mengaplikasikan hal tersebut, contoh kecilnya ketika kita dipuji oleh orang lain, sekalipun hal tersebut benar, akan tetapi bagaimana selayaknya kita untuk tetap bersikap rendah diri.

Seperti jika seorang kiai berkata kepada santrinya, ”jangan panggil saya kyai.’’ Kita sebagai seorang santri, karena menyangka ini adalah suatu perintah jangan kemudian menaati perintah tersebut, karena ini adalah salah satu sikap tawaduk. Karena di dalam  Islam ada sebuah kaidah “menjaga adab lebih utama dari pada menuruti suatu perintah.’’

Juga dalam suatu hadist, Rasulallah SAW bersabda: “jangan memanggil saya dengan dengan lafadz Sayyid,’’ jika sabda Rosullah SAW ini kita renungkan, maka ini merupakan suatu perintah, akan tapi kerena di dalam kaidah kita, “menjaga adah lebih utama dari pada menjalankan suatu perintah,” maka kita tetap memanggil Rasulallah SAW dengan lafadz Sayyidana Muhammad SAW.

Bahkan Ibnu Athaillah mengatatakan, ’’jangan tinggalkan lafadz Sayyiduna karena di dalamnya ada Sirr (rahasia) bagi orang-orang yang melazimkan lafadz Sayyiduna.’’
Kemudian urutan kedua dari paling utamanya manusia yaitu Nabi Ibrohim AS, Karena keistimewaannya Allah SWT memberi gelar kepada Nabi Ibrohim AS khalilullah (kekasih Allah SWT) karena  beliau selalu bertawakkal kepada Allah SWT.

Urutan ketiga setelah Nabi Ibrohim AS, yaitu  Nabi Isa AS, Nabi Musa AS, kemudian Nabi  Nuh AS,  tidak ditemukan riwayat mana yang lebih utama  dari ketiga nabi ini.

Kemudian urutan selanjutnya setelah para nabi yaitu Malaikat, yang diciptakan langsung oleh Allah dari cahaya, sedangakn paling utamanya malaikat yaitu malaikat Jibril.

Setelah para malaikat yaitu sahabat nabi yang diberi gelar dengan khulafaurrasyidin (pengganti Rosulallah SAW, yang mendapat petunjuk), yaitu Abu bakar ash-Siddiq RA, Umar bin Khattab RA, Utsman bin Affan, Ali ibn Abi Thallib RA.

Demikian, urutan makluk Allah SWT paling mulia menurut Imam Suyuti.

*Hosniatul Jamalia (Mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat
1
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu ?