Nifak atau pelakunya yang di sebuat manafik adalah perilaku mengikrari Islam secara lisan akan tetapi mengingkari secara hati. Nifak sendiri termasuk dari kolongan kufur yang dijanjikan oleh Allah subahanahu wataala akan mendapat siksaan yang pedih. Hal ini tercantum pada firman Allah subahanahu wataala di dalam al-Quran surat An-Nisa ayat 138.

Imam Al-Baghowi di dalam tafsir Ma’alimut Tanzil menyebutkan bahwasanya nifak termasuk dari empat macam kufur. Selain kufur nifak beliau juga menyebutkan tiga macam kufur yang lain, yaitu kufur inkar, kufur inad, dan kufur juhud. Karena nifak merupakan jenis kufur, maka pelakunya dijanjikan akan masuk ke dalam neraka. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Bagawi, “orang yang mati dalam keadaan empat macam kekufuran maka tidak akan diampuni.”

Orang munafik awal mulanya muncul di zaman Nabi Muhammad sallawahualaihi wa sallam pada periode Madinah. Karena pada priode Makkah, Islam masih tidak mempunyai kuasa yang perlu ditakuti.

Ketika setelah perang besar Badar yang memihak kepada kemenangan Umat Islam Madinah, mulai ada ketakutan dari kaum Yahudi Madinah atas kekuatan Islam, sehingga dari itu orang yang pertama yang menyatakan Islam secara munafik, yaitu Abdullah bin Ubay. Dalam suatu kesempatan, ia pernah berkata, “situasi ini sudah mengarah kepada kemenangan Muhammad.”

Bermula dari ketakutan inilah, banyak orang-orang dari suku Arab terutama bangsa Yahudi yang mengaku Islam secara munafik.

Sementara itu, di dalam kitab Muktarul Ahadis, terdapat hadis nabi yang di riwayatkan oleh Saykhoni (Imam Bukhory dan Muslim) dari sahabat Abu Huairah, bahwasanya nabi bersabda:

آَيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَا ثَةٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَحْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Artinya: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika ia berbicara, maka dia berbohong, dan jika dia berjanji, maka ia mengingkari, dan jika diberi amanah maka dia akan hiyanat.”

Jika meninjau dari hadits di atas, maka ciri-ciri orang munafik ada tiga. Ciri yang pertama yaitu jika seseorang berbicara, maka dia akan berbohong. Ciri yang pertama ini selaras dengan sejarah di atas tentang Abdullah bin Ubay yang berbohong atas keislamanya.

Ciri yang kedua, apa bila berjanji maka dia akan mengingkarinya. Ciri yang ketiga, yaitu jika dia diberi amanah maka dia akan berkhianat. Hal ini juga banyak diterangkan di dalam al-Quran, salah satunya adalah :

“dan sungguh beruntung orang yang memlihara amanah dan janjinya.” (QS Al-Mu’minun ayat 8)

Bisa kita pahami dari firman Allah subahanahu wataala di atas, bahwasanya amanah dan janji merupakan dua hal yang sangat penting yang harus kita jaga dan kita tepati. Oleh karena itu, kita yang mengaku orang beriman, tidak selayaknya melakukan tiga hal di atas yang merupakan ciri-ciri orang munafik dari gorongan orang-orang kafir yang diazab oleh Allah subahanahu wataala.    

*Penulis : Nuzfil Aqili Almuniri (Mahasantri Semester 2 Ma’had Aly Nurul Jadid)