Ibadah sunah, secara hukum fikih, merupakan perkara yang apabila dikerjakan maka akan pelakunya mendapat pahala, sedangkan bila tidak melakukannya maka tidak mendapat pahala sekaligus dosa.
Ibadah sunah merupakan bagian penting dalam ajaran dan syariat Islam. Ibadah sunah menjadi tambahan sekaligus penambal dari kekurangan-kekurangan kita saat melaksanakan ibadah fardhu (wajib).
Abu Hurairah pernah meriwayatkan sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana berikut :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الصَّلَاةُ الْمَكْتُوبَةُ، فَإِنْ أَتَمَّهَا، وَإِلَّا قِيلَ: انْظُرُوا هَلْ لَهُ مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ أُكْمِلَتِ الْفَرِيضَةُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ يُفْعَلُ بِسَائِرِ الْأَعْمَالِ الْمَفْرُوضَةِ مِثْلُ ذَلِكَ
Artinya : sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kimat nanti adalah sholat wajib. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, “lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan (shalat) sunah ?” jika memiliki amalan shalat sunah, sempurnakan shalat fardhu dengan amal shalat sunahnya. Kemudian perlakukanlah amal-amal fardhu lainnya seperti tadi. (HR. Ibnu Majah).
Dari keterangan di atas, kita dapat memahami pentingnya ibadah-ibadah sunah dalam kehidupan keseharian kita. Tak heran, bila Alm. Dr. K.H. Moh. Romzi al-Amiri Mannan, S.H., M.H.I. mengarang sebuah kitab yang berjudul Kasyfut Takallu’ fi Sholatit Tathowwu’ (menyingkap perhimpunan dalam sholat sunah). Kiai Romzi memberi nama tersebut bermaksud seba
Dalam pembukaan kitab, Kiai Romzi menjelaskan bahwasanya kitab tersebut merupakan kitab mukhtasor (ringkasan) tentang sholat sunah yang mencakup pembahasan keutamaan, pembagian, macam-macam serta etika-etikanya yang beliau kumpulkan dari kitab-kitab mu’tabaroh Mazhab Syafi’i.
Model penulisan kitab ini, setiap awal pembahasan, Kiai Romzi mencantumkan dalil dari al-Qur’an dan hadits. Karena, bagi Kiai Romzi, apabila penjelasan hukum-hukum tidak menyertakan sumber dalilnya, maka hati tidak akan tenang dan seseorang akan bingung antara menerima atau menolaknya.
Kitab ini berisi 72 halaman dengan ukuran kitab sebesar ukuran kertas A 5. Secara garis besar, Kiai Romzi mengurutkan pembahasan dan mengumpulkan keterangan dari berbagai kitab fikih tentang sholat sunah.
Secara isi, kitab ini terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama tentang hukum-hukum yang berkaitan sholat sunah. Dalam kitab pertama, terdapat 11 bab sholat yang dibahas. Diantaranya adalah definisi sholat sunah, keutamaannya, kebolehan sholat sunah dengan cara duduk, waktu-waktu yang dimakruhkan melaksanakan sholat sunah dan lain sebagainya.
Kitab ke dua dalam kitab tersebut adalah sholat-sholat sunah yang dianjurkan dilaksanakan secara berjama’ah. Terdapat empat sholat yang dibahas, yakni sholat dua hari raya, sholat gerhana, sholat istisqo’ dan sholat tarawih.
Kitab sholat ke tiga merupakan kebalikan dari kitab ke dua, yakni sholat-sholat sunah yang tidak dianjurkan berjama’ah. Pada kitab ini, fokus pembahasan lebih kepada pembagian sholat sunah. Terdapat 15 sholat sunah yang diterangkan dalam kitab ini.
Sedangkan kitab ke empat merupakan kitab terakhir, yakni menjelaskan tentang etika melaksanakan sholat sunah. Dari memperpanjang durasi berdiri, memperbanyak ruku’ hingga sebab-sebab yang membantu untuk bangun malam.
Kitab ini sangat cocok untuk dijadikan salah satu bahan kajian Tugas Akhir bagi mahasantri ma’had aly. Alhamdulillah, pada tahun 2023, teman saya, Moh. Farhani memberikan syarah (penjelasan) terhadap kitab ini dengan judul Husnu at-Tabarru’ fi Syarh Kasyf at-Takallau’ fi Sholati at-Tathowwu’.
*Alfin Haidar Ali, Mahasantri Mahad Aly Nurul Jadid.