Hadis dalam muqoddimah (pendahuluan) kitab Muhtar al-Ahadis merupakan paling utamanya ilmu setelah al-Quran. Ia juga merupakan paling tinggi dan paling mulianya ilmu. Karena ilmu tersebut membangun aturan-aturan hukum syariat Islam dan menjelaskan perincian dari ayat al-Quran yang bersifat global.
Hadis juga disebut paling agungnya ilmu sebagaimana yang tertulis di dalam al-Quran, “dan tidak ada yang disabdakan nabi Muhammmad itu dari hawa nafsunya, sesungguhnya nabi tidak bersaba apapun kecuali itu ada wahyu dari Allah.”
Di enam Ramadhan ini, sekitar empat puluh hadis yang dijelaskan oleh Gus Fayyadl (pengampu kitab tersebut, red). Di awal hadis yang beliau maknai, terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Diyak dari Sahabat Amamah, bahwasanya nabi bersabda :
إِذَا سَرَتْكَ حَسَنَتُكَ وَسَاءَتْكَ فَأَنْتَ مُؤْمِنٌ
Artinya: “Apabila kebaikan membuatmu gembira sedangkan keburukan membuatmu sedih, maka kamu adalah orang yang beriman.”
Dari hadis ini bisa kita pahami bahwasanya rasa senang atas kebaikan yang kita lakukan, dan rasa menyesal ketika melakukan keburukan menjadi tanda bahwa di dalam diri kita masih ada keimanan.
Hadis yang selanjutnya menjelaskan tentang tata cara minum dari nabi agar terhindar dari penyakit lambung. Hadis yang diriwayatkan oleh Ad-Daylami sebagaimana berikut :
إِذَا شَرِبْتُمُ الْمَاءَ فَاشْرَبُوْهُ مضصًّا وَلَا تَشْرَبُوْهُ عَبًّا فَإِنَّ الْعَبَّ يُوْرِثُ الْكُبَادَ
Artinya: “Jika kalian minum, minumlah dengan menarik nafas (jangan tergesa-gesa) dan jangan minum dengan sekali tegukan, karena minum dengan tidak menarik nafas (tergesa-gesa) akan menyebabkan penyakit lambung.”
Minum merupakan hal yang sangat penting. Dalam sehari kita dianjurkan minum air mineral minimal dua liter. Oleh karena itu, air memiliki peran nomer satu dalam keberlangsungan hidup manusia.
Akan tetapi di samping kita sangat butuh dengan air, di sisi lain kita juga harus tahu tata cara meminum air menurut anjuran kesehatan. Di dalam hadis nabi tersebut, beliau memberi tips sehat dari meminum air, yaitu dengan perlahan (tidak tergesa-gesa) sambil lalu bernafas.
*Penulis : Nuzfil Aqil al-Muniri (Mahasantri Semester Dua Ma’had Aly Nurul Jadid)