Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the newsup domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/mughpqck/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the newsup domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/mughpqck/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the newsup domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/mughpqck/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/mughpqck/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Catatan Ngaji Kitab Nashoih al-Ibad: Khatam Kitab dan Sebuah Inti Nasihat - MAHAD ALY NURUL JADID

Kamis, 1 Ramadhan 1444 H., lantunan-lantunan nadzom bergema di bumi Nurul Jadid, tidak terkecuali wilayah al-Amiri J. Di sini suasana Ramadhan full diisi dengan pengajian kitab. Mulai dari subuh hingga menjelang tidur kembali. Sehingga kesan yang kami rasakan sangatlah berbeda dari bulan-bulan yang lain.

Seluruh kegiatan kami selama Ramadhan terpusat penuh di musholla, entah itu mulai dari tahajudnya, (toh sekalipun ada yang dikamar juga sih hehehe), sholat subuh berjamaah, kemudian lanjut dengan pengajian kitab al-Ahadits an-Nabawiyah.

Setengah jam setelah itu nadzoman kembali terdengar untuk lanjut ke pengajian kitab Nashoih ad-Diniyyah. Kemudian setelah dzuhur nadzoman Aqidatul Awam terdengar tanda pengajian kitab Saadatud Darain akan dikaji. Sebuah kitab yang merupakan karya guru kami sendiri, yakni Alm. Kiai Romzi al-Amiri Mannan. Pengajian kitab ini dilaksanakan sampai menjelang adzan ashar.

Tidak selesai di sana, namun masih ada pengajian selanjutnya dengan nadzom yang berbeda-beda hingga kami menjelang tidur.

Nah dari sekian pengajian yang kami lalui di sini, kami merasakan sebuah sejarah di salah satu kitab yang dikaji, yaitu di kitab Nashoihul Ibad karya dari Imam Nawawi khatam pada hari Ahad, 04 Ramadhan 144 H.. Kitab tersebut dikaji oleh pengasuh setiap Ramadhan di pondok.

Selama pengajian kitab Nashoihul Ibad, kami banyak sekali mendapatkan ilmu-ilmu baru. Kami rasa tidak cukup jika dituliskan semua dalam tulisan ini. Oleh karena itu, di sini kami hanya fokuskan pada pembahasan terakhir yang kami kaji di hari ahad lalu. Kami rasa dalam pembahasa terakhir ini, ada satu kalimat yang merupakan inti dari seluruh pembahasan yang ada dalam kitab tersebut.

Dimulai dari maqolah yang ke delapan belas, yaitu :

  1. Barang siapa yang ingin masuk surga tanpa hisab, maka bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (sebenar-benarnya taubat).
  2. Barang siapa yang ingin hidupnya kaya, maka kuncinya ialah ridho dengan segala sesuatu yang Allah berikan. Dalam hal ini, Syekh Nawawi menguti perkataan Syekh Abdul wahid bin zaid yang berkata, ”ridho merupakan pintu Allah yang maha agung serta merupakan pintunya surga dunia”.
  3. Barang siapa yang ingin bersama Allah, maka berusahalah untuk selalu khusyuk dalam perkara ibadah.
  4. Barang siapa yang ingin hidupnya bijaksana, maka alimkanlah dirimu.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Imam Abu Naim bahwa, barang siapa yang hidupnya disibukkan dengan mencari ilmu, maka baginya ialah surga. Sebagaimana hadisnya ialah:

مَنْ غَدَا اَوْ رَاحَ وَهُوَ فِي تَعْلِيْمِ دِيْنِهِ فَهُوَ فِي الْجَنَّةِ

artinya : barang siapa yang pagi atau sorenya belajar ilmu agama maka baginya ialah surga.

Dalam maqolah yang kedua puluh satu inilah, kami rasa ada sebuah kata yang kami rasa inti dari semua pembahasan yang ada dalam kitab Nasoihul Ibad, yaitu kutipan doa dari Syekh Ali Magribi yang merupakan doa ketika kita telah selesai belajar. Doa tersebut adalah:

اَللَّهُمَّ اِنِّي اِسْتَوْدَعْتُكَ مَا قَرَأْتُهُ فَارْدُدْهُ اِلَيَّ عِنْدَ حَاجَتِيْ اِلَيْهِ

Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku titipkan apa yang telah aku pelajari kepadamu dan aku mohon kembalikanlah ketika aku membutuhkannya.

Kenapa kami anggap doa ini adalah inti dari semuanya?

Karena kami merasa akan sia-sia jika apa yang telah kita pelajari hilang semua. Oleh karena itu, doa dari Syekh Ali Maghribi kami rasa sangat penting dibaca ketika ketika telah selesai dari belajar dengan harapan Allah kembalikan ilmu tersebut ketika kita sedang membutuhkannya.

Selanjutnya, masih tinggal enam maqolah lagi yang tersisa dari pembahasan terakhir di kitab Nashoih al-Ibad dari dua puluh tujuh nasihat yang ada dalam kitab taurat. Enam nasehat itu adalah :

  1. barang siapa yang ingin selamat dari manusia, maka berbuat baiklah padanya dan janganlah sekali-kali engkau mencelanya.
  2. Barang siapa ingin hidupnya mulia di dunia maupun di akhirat, maka pilihlah akhirat.
  3. Barang siapa yang ingin surga firdaus, maka jangan biarkan waktumu untuk bermaksiat kepadanya.
  4. Barang siapa yang ingin merasakan kebahagian di dunia dan akhirat, maka bersikap dermawanlah.
  5. Barang siapa yang ingin Allah terangi hatinya dengan cahaya kesempurnaan maka bertafakkurlah atas kebesaran Allah.
  6. Barang siapa yang ingin badannya sabar, lisannya selalu berdzikir dan hatinya selalu khusyuk, maka perbanyaklah istigfar.

Itulah nasehat terakhir yang kami kaji di Ahad pagi, tanggal 4 Ramadhan di tahun ini. Kemudian pengasuh berdoa semoga apa yang telah kami pelajari menjadi ilmu yang barokah. Terakhir, beliau menutup dengan beberapa doa dan terselip doa yang ada dalam maqolah ke dua puluh satu tersebut. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis showab.

Penulis : Irvan Alvaridi (Mahasantri Semester 2 Ma’had Aly Nurul Jadid)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat
1
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu ?