MahadAly.Enje – Pada selasa (11/08), tepatnya saat pengajian Pagi kitab Ihya’ Ulumiddin, Kiai Romzi menjelaskan tentang pentingnya khusyuk ketika sholat.
Meskipun, dalam ihya’ diterangkan bahwasanya ulama’ fiqih telah berfatwa sholat tetap sah meskipun dalam keadaan lalai (ghofil).
Kiai Romzi juga menggaris bawahi kalimat Imam Al-Ghzali ia menurut beliau sangat penting untuk diingat. Kalimat tersebut adalah :
و من عرف سر الصلاة علم ان الغفلة تضادها
Artinya : Barangsiapa mengetahui rahasia sholat, maka ia akan mengetahui bahwa lalai adalah musuh (lawannya) sholat.
Di sela-sela menerangkan bab ini, Kiai Romzi juga bercerita tentang pengalaman beliau sowan kepada Kiai Ahmad Sufyan Miftahul Arifin, Sitobondo-Jawa Timur. Kiai Sufyan merupakan ulama’ kharismatik dan kewaliyannya sangat masyhur dikalangan para pengamal tarekat.
Suatu ketika, Kiai Romzi sowan bagaimana caranya agar khusyuk ketika shalat?
Lalu, Kiai Sofyan menjawab pertanyaan ini dengan mengutip Firman Allah yang berbunyi :
الا بذكر الله تطمئن القلوب
Artinya : Ingatlah, bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Kiai Romzi kemudian mencontohkan permasalahan ini seperti sholat dalam keadaan kenyang (tidak terlalu lapar/kenyang, Red) sehingga tidak kepikiran makan. Beda halnya ketika sholat dalam keadaan lapar, sholat menjadi tidak tenang dan kepikiran makanan terus.
Sampai ada ungkapan, makan ingat sholat lebih baik daripada sholat ingat makan.
Bagaimana cara mengingat Allah?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kiai Romzi menjelaskan salah satu caranya dengan mengikuti thoriqoh. Thoriqoh Mu’tabaroh di seluruh dunia itu ada 41, sedang di Indonesia itu ada 18 dan di Jawa Timur itu ada 8.
Selain dengan cara ikut thoriqoh, belia juga menjelaskan langkah-langkah agar khusyuk ketika sholat. Diantaranya adalah :
1. Dengan cara memejamkan mata agar hati dan pikiran fokus pada Allah
2. Sholat di tempat yang sepi sekiranya tidak terganggu dengan keadaan sekitar
3. Sholat di depan tembok sehingga tidak ada yang membuat kita mengalihkan pandangan dan ketenangan sholat.
Penulis : Alfin Haidar Ali
*Disarikan dari pengajian Ihya’ Ulumuddin yang diampu oleh Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, Kiai Romzi Al-Amiri Mannan.