Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban setiap manusia. Berbakti kepada kedua orang tua juga merupakan salah satu ajaran baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda bahwa karihdaan Allah tergantung keridhaan kedua orang tuan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
Artinya: “Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
Dalam Kitab Saadatud Darain, sebuah kitab tentang birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) karya Al-magfurlah KH. Romzi Al-Amiri Mannan ada sebuah kisah menarik dan epic tentang berbakti kepada kedua orang tua.
Kisah ini diceritakan oleh Abdullah bin Umar, salah satu sahabat nabi. Beliau mendapati cerita tersebut dari Rasulullah SAW.
“ Suatu waktu ada tiga orang yang bermalam di sebuah gua, entah apa penyababnya, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas gunung sehingga menutupi batu mulut gua yang ditempati tiga orang tadi. Alhasil, mereka tidak tidak bisa keluar. Jika terus dibiarkan, dapat dipastikan mereka tidak akan selamat, batu yang menutupi mulut gua itu begitu besar, tidak mudah digeser.
Singkat cerita salah satu dari mereka berkata, “kalian tidak akan selamat kecuali berdo’a kepada Allah SWT seraya menceritakan amal sholeh yang pernah kalian lakukan (tawassul dengan amal sholeh). Kemudian salah satu dari tiga orang tersebut berdo’a
اللهم كان لى ابوان شيخان كبيران……
Artinya: Ya Allah saya punya dua orang tua yang sudah tua renta”
Setelah itu, orang tersebut menceritakan amal sholeh yang pernah ia lakukan. Ya Allah saya mempunyai orang tua yang sudah tua renta dan selalu mendahulukan kedua orang tuanya daripada istri dan anaknya.
Suatu saat, saya memerah susu, hasil perahan itu langsung saya berikan kepada kedua orang tuaku sebalumm kemudian aku berikan kepada istri dan anakku. Namun, pada saat itu, kedua ornag tuaku tidur terlelap. Meski demikian, aku tetap menunggu sampai kedua orang tuaku bagun di saat fajar sudah terbit. Kemudian kedua orang tuaku eminum susu tersebut .
Setelah menceritakan amal sholeh itu, ia kemudian berdo’
اللهم ان كنت فعلت ذالك ابتغاء وجهك ففرج عندمانحن فيه من هذه الصخرة
Artinya: Yaa Allah jika yang aku lakukkan itu memang karena mengharap ridhoMu, maka renggangkanlah batu ini.
Aneh bin Ajaib, Batu besar itu sedikit bergeser, tapi belum cukup untuk dijadikan jalan keluar. Hal sama kemudian dilakukan oleh dua orang lainnya. Yakni bertawassul dnegan amal sholehnya. Sehingga diakhir cerita mereka bisa keluar dari gua tersebut.
Sebab baktinya kepada kedua orang tuanya dengan selalu mendahulukan orang tuanya yang sudha renta daripada istri dan anaknya, Allah mengijabahi do’anya. Dari cerita ini bisa diambil pelajaran bahwa berbakti kepada kedua orang tua menjadi media atau wasilah berbakti kepada Allah SWT sebaliknya, durhaka kepada kedua orang tua juga durhaka kepad Allah SWT
*Penulis : Rizka Nur Azizah (Mahasantri Semester Dua Ma’had Aly Nurul Jadid)