Berbakti pada orang tua merupakan kewajiban setiap muslim. Orang tua memiliki kedudukan yang sangat dihormati di dalam agama Islam. Perintah untuk berbakti kepadanya, sangat banyak sekali diterangkan dalam al-Qur’an maupun hadits. Diantaranya adalah surat al-Isra’ ayat 23 – 24 sebagaimana berikut :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24)
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Masih banyak ayat dan hadits beserta penjelasan ulama tentang pentingnya dan cara berbakti pada orang tua. Alm. Dr. K.H. Moh. Romzi al-Amiri Mannan, S.H., M.H.I., telah menulis sebuah kitab mukhtasor yang menjelaskan tentang panduan berbakti orang tua yang disarikan dari al-Qur’an, hadits beserta qoul-qoul ulama.
Kitab tersebut adalah kitab sa’adatud daraini ‘ala mukhtasori mabahitsi birr al-walidain, yang berarti: “kebahagiaan dunia akhirat, sebuah kitab ringkasan dari pembahasan-pembahasan berbakti pada orang tua” karya Syekh Ibnu al-Jauzi. Sesuai dengan nama kitab di atas kitab ini merupakan kitab ringkasan dari kitab mabahitsi birr al-walidain karya Syekh Ibnu al-Jauzi.
Kitab yang relatif tipis ini berisi 83 halaman. Kitab yang sedang saya resensi ini, terbitan pertama pada bulan Maret 2018. Orang-orang yang menangani penerbitan karya ini, seperti editor dan layoutnya merupakan orang yang sudah menjadi alumni Ma’had Aly Nurul Jadid cukup lama. Saya tak tahu kapan ada terbitan terbaru dari kitab ini, apalagi sekarang ma’had aly telah memiliki penerbitan secara mandiri.
Dari pembukaan (muqoddimah) hingga penutup, kitab ini berisi 25 pembahasan. Kata pengantarnya langsung dari Kiai Romzi, tidak ada kata pengantar dari kiai atau syekh lain, sebagaimana di beberapa karya Kiai Romzi yang lain. Selain itu, model penulisan kitab ini menggunakan model naratif-deskriprif.
Pada bagian pembukaan kitab, Kiai Romzi menukil perkataan Ibnu Jauzi yang mengatakan bahwasanya, “saya telah melihat pemuda-pemudi di zaman kita tidak memperhatikan berbakti pada orang tua, mereka tidak melaksanakan kewajiban pada kewajiban agama, mereka meninggikan suara mereka pada bapak-ibu, mereka tidak meyakini taat pada orang tua itu merupakan sebuah kewajiban, mereka juga memutus tali persaudaraan yang telah diperintahkan oleh Allah untuk menyambungnya dan dilarang untuk memutusnya,”
Oleh karena itu, Kiai Romzi berpikir mengarang sebuah kitab untuk mengingatkan pada orang yang lalai, agar orang yang bodoh untuk belajar tentang kewajiban berbakti pada orang tua.
Kitab ini layak dibaca oleh para santri, pengajar/ustadz/ustadzah maupun kalangan umum yang hendak mempelajari dan mengetahui persoalan-persoalan yang berkaitan dengan berbakti pada orang tua agar hidup kita bahagia dunia dan akhirat.
Terakhir, kita sebagai santri tentu sepatutnya melestarikan karya/warisan ulama nusantara, khususnya para guru-guru kita di pesantren dengan cara menelaah, mempelajari dan menyebarkannya.
Sekian. Terimakasih.
Nama Kitab : Sa’adatud Daraini ‘Ala Mukhtasori Mabahitsi Birr Al-Walidain
Pengarang : Alm. Dr. K.H. Moh. Romzi Al-Amiri Mannan, S.H. M.H.I.
Jumlah Halaman : 86 Halaman
Tentang : Panduan Berbakti Pada Orang Tua
Peresensi : Alfin Haidar Ali