Dalam kurun waktu satu bulan, kita umat muslim telah menjalani sebuah kewajiban, yakni puasa ramadhan. Dalam menjalaninya pasti terdapat kekurangan, baik dari segi puasa itu sendiri, maupun dari sisi ibadah lainnya. Sebagaimana sujud sahwi menyempurnakan ibadah sholat, ibadah puasa ramadhan juga memiliki cara untuk menyempurnakannya.
Untuk memenuhi kekurangan pahala ibadah di bulan ramadhan, dengan sifat maha ar-Rahman ar-Rahim-nya Allah. Allah memberi kesempatan bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa sunnah agar pahala ibadah di bulan ramadhan menjadi sempurna.
Puasa sunnah sangat dianjurkan karena disamping memiliki banyak keutamaan, puasa sunah juga dapat membuat pelakunya selamat di dunia maupun di akhirat lebih-lebih dari ganasnya api neraka, sebagaimana keterangan hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan imam Muslim
من صام يوما في سبيل الله باعد الله وجهه عن النار سبعين خريفا
Artinya: “barangsiapa melakukan puasa satu hari dijalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun”
Begitu pula ketika telah melaksanakan puasa di bulan ramadhan, terdapat satu bulan yang mana melakukan puasa 6 hari, pahalanya menyamai pahala puasa satu tahun yakni puasa di bulan syawwal.
من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر
Artinya: “Barangsiapa puasa ramadhan kemudian mengikutkan(melanjutkan) puasa 6 hari dibulan syawwal, maka dia akan mendapat pahala sebagaimana puasa satu tahun” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari sini dapat diketahui bahwa barangsiapa yang melakukan puasa ramadhan kemudian menambah dengan puasa 6 hari dibulan syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti hal-nya melakukan puasa selama satu tahun. Bahkan lebih utama ketika melakukan puasa 6 hari berturut-turut setelah hari raya idul fitri (bersambung dengan hari raya idul fitri) sebagaimana keterangan dalam kitab fathul mu’in halaman 59:
إن صومها مع صوم رمضان كصيام الدهر واتصالها بيوم العيد أفضل مبادرة للعبادة
Artinya: “sesungguhnya puasa 6 hari bulan syawal beserta puasa ramadhan ialah seperti hal-nya puasa satu tahun. Dan menyambungnya dengan hari raya idul fitri lebih utama sebagai keberlangsungan melakukan ibadah”
Menurut Ny. Hj. Lathifah Wafi, ketika jumlah bulan ramadhan (30 hari) ditambah 6 hari dibulan syawwal dengan ketentuan pahalanya menyamai puasa satu tahun, maka dapat dikalkulasikan satu hari memperoleh pahala 10, dengan rincian:
30 hari (ramadhan) + 6 hari (syawal) = 36 hari
36 x 10 (pahala) = 360 (jumlah hari dalam satu tahun)
Keterangan tentang sebuah kebaikan dikali sepuluh ini berdasarkan sebuah riwayat sebagaimana berikut :
عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «يقول اللهُ: إذا أراد عبدي أنْ يعملَ سيئةً، فلا تكتبوها عليه حتى يعملَها، فإنْ عَمِلها فاكتبوها بمثلِها، وإنْ تركها مِن أجلي فاكتبوها له حسنةً، وإذا أراد أنْ يعملَ حسنةً فلم يعملها فاكتبوها له حسنةً، فإنْ عملها فاكتبوها له بعشر أمثالها إلى سبعِ مائة ضِعْفٍ».
[صحيح] – [متفق عليه]
Artinya : Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- secara marfū’, Allah berfirman, “Apabila hamba-Ku hendak melakukan keburukan, janganlah kalian (malaikat) mencatatnya sampai dia mengerjakannya! Apabila ia mengerjakannya, tulislah (dosa) seperti keburukan itu! Jika dia meninggalkan keburukan tersebut demi Aku, catatlah baginya satu kebaikan!” Hadis sahih – Muttafaq ‘alaih
Namun perlu digarisbawahi, lagi-lagi ini menurut matematika manusia. Berbeda halnya dengan matematika Allah SWT. kita tidak tahu apakah semua ibadah kita diterima di sisi-Nya atau tidak. Kita sebagai umat muslim hanya perlu ber-ikhtiar sebagai Abdullah, beribadah semata-mata karena Allah dan untuk menggapai ridlo-Nya. Wallahu A’lam.
Safilatul Khoirot (Mahasantri Semester 5 Ma’had Aly Nurul Jadid)