Untuk memulai suatu perkara atau ingin dikabulkannya keinginan, alangkah baiknya jika diawali dengan asma Allah swt. dan salah satu yang masyhur kita kenal adalah basmalah, yang mana nabi Muhammad menjelaskan dan diabadikan oleh sahabat didalam sebuah hadist:
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله فهو أقطع
Artinya: “setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan basmalah, maka perkara tersebut akan putus(barokahnya)” (HR. Ad-Daruquthni:896).
Dari hadist diatas dapat kita ketahui, bahwa perkara penting terutama hal-hal yang keadaannya diperhatikan syari’at jika tidak diawali dengan melafadzkan basmalah, maka akan terputus dari yang namanya barokah.
Lalu bagaimanakah hukum membaca basmalah ketika sedang melakukan hal-hal yang tidak diperhatikan oleh syari’at, atau masuk dalam kategori makruh bahkan haram?
Abu Bakar ad-Dimyathi dalam kitab Hasyiyah-nya yaitu I’anatu at-Tholibin menyatakan:
(قوله تسن التسمية لتلاوة إلخ)اي ولكل امر ذى بال اي شأن بحيث لايكون محرما لذاته ولا مكروها لذاته ولا من سفاسف الأمور
Artinya: “(disunnahkan membaca basmalah untuk membaca tilawah), artinya setiap urusan penting sekiranya perkara tersebut tidak diharamkan karena dzatnya sendiri dan tidak dimakruhkan karena dzatnya sendiri dan tidak pula termasuk perkara-perkara yang remeh”
Dari keterangan diatas, membaca basmalah hanya tertuju dan dianjurkan pada hal-hal yang tidak dilarang oleh syari’at. Sedangkan untuk perkara yang diharamkan maupun dimakruhkan tidaklah dianjurkan, bahkan beliau Abu Bakar ad-Dimyathi mengatakan haram membaca basmalah pada perbuatan yang asal/dzatnya haram, dan makruh membaca basmalah pada perbuatan yang asal/dzatnya makruh.
فتحرم على المحرم لذاته كالزنا، لا لعارض كالوضوء بماء مغصوب. وتكره على المكروه لذاته كالنظر لفرج زوجته، لا لعارض كأكل البصل. ولا تطلب على سفاسف الأمور،ككنس زبل
Artinya: “ membaca basmalah hukumnya haram untuk perbuatan yang asalnya haram seperti zina. Namun tidak terhalang untuk perbuatan haram yang sebab tertentu seperti wudlu dengan air ghasab. Dan membaca basmalah hukumnya makruh untuk perbuatan yang hukum asalnya makruhseperti melihat kemaluan istri. Namun, tidak makruh untuk perbuatan makruh yang sebab tertentu seperti makan bawang. Juga tidak dianjurkan untuk perbuatan yang remeh, seperti ketika menyapu sampah.”
Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa membaca basmalah ketika hendak melakukan hal-hal yang asal/dzatnya haram seperti zina, makan/minum yang dilarang syari’at seperti khamr, anjing dan babi(kecuali bagi orang yang dlorurat) dan sebagainya, hukumnya adalah haram.
Demikian pula ketika hendak melakukan hal-hal yang dimakruhkan, maka hukum membaca basmalah ketika itu adalah makruh. Karena tujuan membaca basmalah adalah ngalap berkah terhadap perbuatan yang dibacakan basmalah.
Sedangkan perbuatan yang haram tidak boleh diperbanyak atau dicari keberkahannya, demikian pula hal yang makruh. Wallahu A’lam.
*Safilatul Khoirot, Mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid.