Tes kelayakan tamhidiyah gelombang pertama telah terlaksana pada siang Jum’at (27/01). Ust. Suridi selaku Musaid Mudir (Musdir) Tamhidiyah berpesan, baik kepada mahasantri yang dinyatakan lulus ataupun tidak agar selalu giat belajar, belajar dan belajar.
“Yang sudah lulus jangan menyombongkan diri. Sedangkan yang belum lulus jangan berkecil hati,” ucap pria asal Pulau Kangean tersebut.
Sebanyak 13 mahasantri yang terdiri dari 7 mahasantri putra dan 6 mahasantri putri mengikuti tes kelayakan. Tes ini dilaksanakan di musholla al-Amiri (J). Mereka diuji baca kitab fathul qorib serta pemahaman dan hafalan nubdzatul bayan yang notabene telah mereka pelajari selama hampir satu tahun.
Masih menurut Ust. Suridi, setidakmya terdapat tiga tujuan tes kelayakan marhalah tamhidiyah. Pertama, sebagai bahan evaluasi bagi para asatidz dan asatidzah sebagai pembimbing di marhalah tamhidiyah. Kedua, ingin mengetahui sejauh mana kualitas mahasantri memahami dan memperaktekkan materi-materi kitab nubdatul bayan yang mereka pelajari. Ketiga, sebagai persyaratan mahasantri untuk bisa melanjutkan ke marhalah i’dadiyah.
“Untuk penguji tes kelayakan tahun ini berbeda. Pihak asatidz marhalah tamhidiyah mengundang 4 penguji, yakni Ust. Anshori selaku bagian akademik ma’had aly, Ust. Taufiq selaku musdir ma’had aly, Ust. Abdus Shomad selaku musdir i’dadiyah dan juga saya sendiri selaku musdir tamhidiyah. Setiap mahasantri mendapat jatah 30 menit untuk mendapat berbagai pertanyaan dari para penguji,” terang Ust. Suridi.
Ada tiga kategori penilaian yang dilaksanakan pada tes kelayakan marhalah tamhidiyah, yakni baca kitab (40%), kaidah nahwiyah-shorfiyah (30%) dan dalil nubdzah (30%) dengan kelulusan minimal 75%. Tes kelayakan ini dilaksanakan sebanyak tiga sesi. Sesi pertama dimulai pada malam Kamis (26/01), sesi ke dua pada Jum’at pagi hingga lanjut sesi ke tiga yang dilaksanakan setelah sholat jum’at.
Bagi Ramdhan selaku mahasantri Tamhidiyah, ia mengungkapkan bahwa saat tes menjalani tes kelayakn tersebut, ia cukup gugup saat diuji oleh empat ustadz. “Barangkali karena tak terbiasa mungkin,” ucapnya pada kru media center.