Di dalam agama Islam, ada beberapa tempat atau daerah di muka bumi ini yang dimuliakan dan dianggap suci. Hal ini bukan tanpa alasan. Memang bila telisik lebih dalam lagi, tempat-tempat yang dimuliakan dalam agama Islam sangat erat kaitannya dengan fakta historis di dalamnya.
Diantara tempat-tempat mulia itu adalah Mekah dan Madinah. Dua tempat yang sangat masyhur dan populer di telinga umat Islam. Apalagi pada bulan dzulqo’dah yang biasa dikenal dengan bula haji.
Ribuan lebih umat Islam dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong menuju Arab Saudi, tempat Mekah dan Madinah berada, untuk melaksanakan ibadah haji. Untuk melaksanakan rukun Islam ke-5.
Namun, diantara ke dua tempat yang mulia, para ulama juga tak luput membahas keutamaan dan ‘mana yang lebih utama’ diantara ke duanya. Apakah Mekah yang disana terdapat kiblat Umat Islam ? atau kota Madinah tempat jasad nabi dimakamkan ?
Dalam kitab al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Syekh Wahbah Zuhaili menerangkan perbedaan ulama dalam menentukan kota manakah yang lebih utama diantara ke duanya. Yang jelas, para ulama sepakat bahwa tempat yang pernah disinggahi oleh Nabi Muhammad SAW. itu merupakan tempat yang utama di bumi ini. Tempat tu tidak lain adalah Mekah dan Madinah.
Akan tetapi, para ulama berselisih apakah lebih utama Mekah dan Madinah. Menurut Imam Malik karena mengikuti Umar dan selainnya dari kalangan sahabat Madinah memilih mengutamakan Madinah (daripada Mekah). Dengan alasan, Madinah adalah tempat hijrah, tempat menetapnya sahabat serta serta tempat dikebumikannya Rasululllah SAW. Diantara hadits shahih yang mengunggulkan Madinah adalah :
«إِنَّهَا طَيِّبَةٌ ـ يَعْنِي الْمَدِيْنَةَ ـ وَإِنَّهَا تَنْفَي الخَبَثَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْفِضَّةِ
Artinya, “Sesunggunya Madinah itu meniadakan kejahatan seperti api menghilangkan sampah perak” (HR. Muslim)
Sedangkan mayoritas ulama, diantaranya imam mazhab yang tiga (selain Imam Malik), lebih mengunggulkan Mekah karena terdapat hadits sebagaimana berikut :
«وَاللهِ إِنَّكَ لَخَيْرَ أَرْضِ اللهِ ، وَأَحَبُّ أَرْضِ اللهِ إلَى اللهِ ، وَلَوْلَا أَنِّي أَخْرَجْتُ مِنْكَ مَا خَرَجْتُ
Artinya : “Demi Tuhan, kamu adalah yang terbaik dari tanah Tuhan, dan tanah yang paling dicintai Tuhan bagi Tuhan, dan jika aku tidak diusir darimu, aku tidak akan pergi.” (HR. Tirmidzi)
يَامَكَّة،َ وَاللهِ ، إِنَّكَ لخَيْرَ أَرْضِ اللهِ ، وَأَحَّبُ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ ، وَلَوْلَا أَنِّي أَخْرَجْتُ مِنْكَ مَا خَرَجْتُ.
Artinya : Wahai Mekah, demi Allah, engkau adalah negeri terbaik milik Tuhan, dan negeri yang paling dicintai Tuhan, dan jika aku tidak diusir darimu, aku tidak akan pergi.(HR. Tirmdzi)
مَا أَطْيَبُكَ وَأَحَبُّكَ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِيْ أَخْرِجُوْنْي مِنْكَ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكَ .
Artinya : Anda adalah yang terbaik dan paling saya cintai, dan jika orang-orang saya tidak mengusir saya dari Anda, saya tidak akan hidup tanpa Anda.(HR. Tirmidzi)
Menyikapi perbedaan pendapat ini, Syekh Izzuddin bin Abdissalam mengunggulkan pendapat yang memilih Mekah lebih utama daripada kota Madinah dengan empat alasan :
- Kewajiban menuju Mekah untuk melaksanakan haji dan umroh. Kedua wajib dilaksanakan oleh umat Islam (bagi yang mampu) dan hal ini tidak ada di kota Madinah.
- Sesungguhnya Allah SAW. memuliakan Mekah pada hari penciptaan langit dan bumi.
- Sesungguhnya Allah SWT. menjadikan Mekah sebagai tanah suci yang aman sejak masa jahiliyah dan Islam.
- Tidak ada seorangpun yang masuk kota Mekah kecuali dia melaksanakan haji dan umroh, baik secara wajib maupun sunah.
Referensi :
Kitab al-Fiqhu al-Islam wa adillatuhu karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili. Juz 3 halaman 245-246. Cet. Dar. Al-Fikr.
Untuk teks lengkapnya bisa cek disini :
هل مكة أفضل أو المدينة (4) ؟.
قال القاضي عياض وغيره: انعقد الإجماع على أن أفضل بقع الأرض على الإطلاق المكان الذي ضم جسده صلّى الله عليه وسلم ، وعلى أن مكة والمدينة أفضل بقاع الأرض بعده.
واختلفوا في أيهما أفضل مكة أم المدينة؟ فقال مالك تبعاً لعمر وغيره من الصحابة المدنيين بتفضيل المدينة؛ لأنها موطن الهجرة، ومستقر الصحابة، ومثوى الرسول صلّى الله عليه وسلم ، ولما ورد في فضلها من الأحاديث الصحيحة (5) ، منها: «إنها طيبة ـ يعني المدينة ـ وإنها تنفي الخَبَث كما تنفي النار خبث الفضة» (6)
وذهب أكثر العلماء، منهم الأئمة الثلاثة إلى تفضيل مكة، للحديث السابق عن مكة: «والله إنك لخير أرض الله ، وأحب أرض الله إلى الله ، ولولا أني أخرجت منك ما خرجت» (1) .
وحديث: «يامكة، والله ، إنك لخير أرض الله ، وأحب البلاد إلى الله ، ولولا أني أخرجت منك ما خرجت» (2) .
وحديث الترمذي أيضاً عن ابن عباس: أن النبي صلّى الله عليه وسلم قال لمكة: «ما أطيبك وأحبك إلي، ولولا أن قومي أخرجوني منك ما سكنت غيرك» .
وذكر العز بن عبد السلام أوجه تفضيل مكة على المدينة، منها:
1 – وجوب قصدها للحج والعمرة، وهما واجبان لا يقع مثلهما بالمدينة.
2 – أن الله تعالى حرمها يوم خلق السموات والأرض.
3 – أن الله جعلها حرماً آمناً في الجاهلية والإسلام.
4 – لا يدخلها أحد إلا بحج أو عمرة وجوباً أو ندباً.