#Part 3
Disampaikan oleh K. Muhammad al-Fayyadl M,phil. (Mursyid Ma’had Aly Nurul Jadid)
Pada pengajian kali ini, ada keterangan yang sangat menarik. Di dalam kitab Nail ar-Rohmah dijelaskan bahwa ada salah satu pendapat ulama’ yang menjelaskan bahwa shalawat yang kita baca, pasti diterima oleh Allah (maqbulatun qot’an). Karena shalawat adalah amalan yang paling utama.
Lalu timbul pertanyaan, mengapa shalawat merupakan amalan yang paling utama? Sebab shalawat merupakan dzikir yang dibaca oleh para malaikat yang ada di surga. Barokah shalawat yang dibaca oleh para malaikat, membuat surga semakin luas. Jadi, setiap kali malaikat-malaikat itu membaca sholawat, maka surga semakin bertambah luas. Inilah alasan mengapa shalawat merupakan amalan yang paling utama. Sedangkan ketika malaikat-malaikat itu membaca tasbih, surga tidak meluas sedikitpun.
Akan tetapi, dilanjutkan pada keterangan berikutnya, bahwa shalawat yang kita baca akan diterima dengan adanya syarat. Apa saja syaratnya? Yaitu, harus menyucikan diri terlebih dahulu dan memiliki hati yang bersih. Begitu juga dengan hadist yang berbunyi:
من قال لااله إلا الله دخل الجنة
“Barang siapa yang membaca kalimat la ilaha illa Allah maka akan masuk surga”
Dsini juga disyaratkan menyucikan diri dan memiliki hati yang bersih terlebih dahulu, agar ketika membaca kalimat tersebut bisa memberikan dampak berupa masuk surga. Dalam artian, kalimat yang kita baca itu diterima oleh Allah.
Jadi, kita harus menyucikan diri dan membersihkan hati terlebih terlebih dahulu, agar shalwat, kalimat tauhid dan amal-amal yang kita baca diterima oleh Allah. Bentuk membersihkan hati disini, berupa menyelamatkan diri dari penyakit-penyakit hati seperti sombong, pamer, ujub dan sebagainya.
Lah, mengapa surga itu bertambah luas ketika dibacakan sholawat, sedangkan ketika dibacakan tasbih tidak bertambah luas? Karena surga terbuat dari cahaya nabi Muhammad SAW. dan surga itu sangat merindukan nabi. Jadi ketika surga mendengar nama nabi disebut oleh para malaikat, surga itu pergi ke arah para malaikat di seluruh penjuru surga. Sehingga surga bertambah luas dari segala arah.
Disini, Kiai Fayyad memberikan perbandingan. Surga saja rindu kepada ahli surga. Apalagi kepada Rasulullah. Yang notabenenya adalah kekasih Allah. Tentu bersih dari dosa dan ahli surga.
Kemudian ditengah pengajian, kiai menjelaskan mengapa orang-orang bertabarruk dengan sandal nabi. Alasannya karena sandal nabi ini sangat istimewa. Karena sandal itu berada dibawah nabi. Menempel di kaki nabi. Ikut kanjeng nabi ke sidrotul muntaha.
Shalawat ini merupakan khususiyah yang diberikan untuk Nabi Muhammad. Sehingga ketika nama nabi disebut, ada tambahan ‘alaihi as-sholatu wa as-salam. Sedangkan nabi-nabi yang lain tidak. Seperti, Nabi Adam ‘alaihi as-salam. Bukan Nabi Adam ‘alaihi as-sholatu wa as-salam.Tapi kita tetap boleh mengatakan Nabi Adam alaihi as-sholatu wa as-salam.
*Nurul Makkiyah, Mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid.