Pada Selasa (24/01) Marhalah Ma’had Aly gelar tes kelayakan keilmuan mahasantri di bidang ilmu mantiq, ilmu balaghah dan ilmu arudh. Sebanyak 16 mahasantri semester 4 dan 21 mahasantri semester 6 mengikuti tes kelayakan tersebut. Masing-masing mahasantri mendapat estimasi waktu sebanyak 21 menit untuk menjawab berbagai pertanyaan dari para penguji.

Tes kelayakan ini dilaksanakan sejak pukul 20.00 WIB. sampai pukul 16.00 WIB. Kegiatan yang dilaksanakan di musholla al-Amiri (J) ini merupakan kegiatan tahunan sebagai persyaratan kelulusan para mahasantri naik ke semester berikutnya.

 

Mahasantri Putri Saat Melaksanakan Tes Kelayakan di Musholla al-Amiri (J)

 

“Hanya saja, tes kelayakan sekarang ini masih gelombang pertama. Terakhir nanti ketika gelombang ke dua yang insyaallah akan dilaksanakan pada tanggal 26 Februari,” ujar Ust. Taufiq Sunarto selaku Musaid Mudir (Musdir) Mahad Aly.

Tujuan diadakan tes kelayakan ini adalah untuk mengetahui hasil pembelajaran mahasantri selama belajar tiga fan keilmuan, yakni ilmu arudh, mantiq dan balaghah. Untuk sistem penilaian ditinjau dari kefashihan baca kitab, cara penyampaian penjelasan dan hafalan.

“Karena untuk fan mantiq dan balaghah, itu pakai metode hafalan dan baca kitab. Sedangkan untuk penilaian fan arudh, mahasantri akan ditanya hafalan materi dan nadhomannya,” ujar pria asal Madura tersebut.

 

Para Penguji Yang Bertempat di Perpustakaan Robi' bin Sulaiman
Para Penguji Yang Bertempat di Perpustakaan Robi’ bin Sulaiman

 

Konsekuensi dari tes kelayakan gelombang pertama ini, bagi mahasantri yang tidak lulus, baik tiga fan atau sebagian fan saja, akan mengikuti tes kelayakan gelombang ke dua nanti.

“Saya sangat bangga para mahasantri juga dapat belajar ilmu-ilmu alat seperti ini, bukan hanya fokus fikih dan ushul fikih. Semoga ilmu alat ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti berpikir, berbicara dan lain-lain. Dan, jangan berbangga diri, tetap rendah hati dan tetap semangat bagi yang tidak lulus,” pesan musdir saat diwawancarai.

Bagi Zainul Anwar selaku mahasantri yang lulus pada ujian tersebut merasa bahagia. “Saya bersyukur sekali karena lulus. Tinggal mutholaah dan sering diskusi fathul muin untuk pengembangan keilmuan saya,” ujar mahasantri asal Bali tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat
1
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu ?