Pada acara seminar nasional bertajuk “memahami islam di Perancis: Kontroversi, Penistaan Nabi dan Respons Fikih”, Gus Muhammad al-Fayyadl berkesempatan menjadi narasumber pada acara yang diadakan oleh pengurus Badan Eksekutif Mahasantri (BEMs) Ma’had Aly Nurul Jadid tersebut.

Gus Fayyadl menjadi Pembicara yang membahas terkait islam di Perancis, hal ini didasarkan pada pengalamannya yang meraih gelar magister di sana. Ia menjelaskan dari slide ke slide yang berupa foto atau potret islam di Perancis. Hingga sampailah ia menjelaskan terkait sholat jum’at yang dilaksanakan disebuah pemukimann/kecamatan di sana.

Gus Fayyadl menjelaskan, bahwasanya umat islam di sana apabila ingin mendirikan masjid, mereka tidak izin atas nama mendirikan masjid, tapi izinnya mengatas namakan untuk mendirikan bangunan. Karena pemerintah Perancis terdapat aturan tidak boleh mendukung kegiatan keagamaan di negaranya.

Oleh karenanya, pemerinta Perancis tidak memperdulika bangunan itu digunakan untuk apa. Warga negaranya boleh menggunakan hak izin mendirikan bangunan tersebut untuk apa saja asalkan tidak dengan untuk kegiatan terorisme.

Belakangan ini, ada semacam tuduhan terhadap umat islam di Perancis bahwa masjid-masjid menjadi sarang munculnya terorisme. Padahal, bangunan masjid di sana tidak terlalu mewah dan sangat sederhana sekali.

“saya ingin bilang, orang islam di Perancis itu ingin dipahami tapi yang mereka terima lebih banyak disalah pahami.” Komentar gus Fayyadl.
Ketika gus Fayyadl bertanya pada penduduk disana, ternyata masjid yang sederhana dan mirip seperti tenda yang digunakan untuk acara-acara besar di Indonesia itu berdiri sejak 80-an dan hingga saat ini tidak ada kemajuan.

Hal ini didasari oleh sulitnya cari sumbangan, karena umat muslim disana rata-rata kelas menengah ke bawah. Yang mana, gajinya saja tidak cukup untuk menyumbang masjid banyak-banyak.

“tapi kalau nyumbang cuma satu dua euro mungkin iya, tapi kalau nyumbang ribuan euro untuk membangun masjid yang begitu megah ini sangat sulit. rata-rata mereka kelas buruh. rata-rata, penghasilannya untuk hidup sendiri saja belum pas” Terang Gus Fayyadl.

 

By Alfin Haidar Ali

Mahasantri Semester Akhir Ma'had Aly Nurul Jadid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat
1
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu ?