Jika kita melihat zaman sekarang di media sosial, banyak wanita yang dengan mudahnya memamerkan postur tubuh dan bahkan menunjukkan auratnya hanya demi mendapatkan ketenaran semata. Mereka tampaknya tidak memedulikan batasan aurat dan pakaian yang ditetapkan dalam syariat Islam bagi wanita.
Bagaimana Islam memandang batasan aurat wanita?
Menurut Islam, aurat adalah bagian tubuh yang wajib ditutupi dan dilindungi dari pandangan orang lain, kecuali oleh mereka yang berhak melihatnya. Batasan aurat pada wanita mencakup seluruh tubuhnya.
Menurut mazhab Syafi’i, maka semestinya seluruh tubuh perempuan adalah aurat yang haram dilihat laki-laki bukan mahram kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Kenapa keduanya dikecualikan? karena nash al-Quran surat al-ahzab ayat 31:
وَ قَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلَى وَ اَقِمْنَ الصَّلَوةَ وَاَتِيْنَ الزَّكَوةَ وَ اَطِعْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ قلى اِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرا.
Artinya : Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Selain itu, apa yang menjadi poin penting dalam menutup aurat bagi wanita? Tentunya, pakaian yang mereka kenakan. Terkait dengan pakaian wanita, seringkali terdapat fenomena di kalangan wanita yang mereka memang menutup aurat, namun tampak seolah-olah mereka telanjang. Mengapa hal ini terjadi?
Hal ini disebabkan karena mereka tidak memakai pakaian yang layak, meskipun mereka menutupi aurat. Mereka memakai pakaian yang tipis dan ketat sehingga lekukan tubuh mereka terlihat jelas. Mereka dianggap menutup aurat, tetapi sebenarnya terlihat seperti telanjang.
Hal ini juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ وَ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَايَجِدْنَ رِيْحَهَا وَإِنَّ رِيْحَهَا لِيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang selalu bersama cambuk bagaikan ekor-ekor sapi, dengannya mereka memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang. Mereka melenggak-lenggok menimbulkan fitnah (godaan). Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk kedalam surga. Dan mereka tidak mencium baunya. Dan sungguh bau surga itu bisa tercium dari jarak demikian dan demikian (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra).
Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan batasan aurat dan berpakaian yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Jangan sampai kita mengorbankan aurat kita hanya demi kata ‘ketenaran’. Menutup aurat merupakan kewajiban bagi kita, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Ahzab ayat 33. Kita harus menghindari memamerkan aurat kita di media sosial, karena ribuan bahkan jutaan orang yang melihatnya dapat menjadi dosa jariyah bagi kita. Wallahu a’lam.
*Rafly, Anggota Majalah KAMAL sekaligus Mahasantri Semester Satu Ma’had Aly Nurul Jadid.