NURUL JADID- Jum’at 03/02/2017 Forum Kajian Kitab Putri (FKKP) mengadakan kajian kitab Fathul Qorib yang dilaksanakan setiap Jum’at tepat jam 08.00 WIB di perpustakaan Gus Imdad Rabbani. Pimpinan FKKP menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyulam kembali tradisi kepesantrenan yakni diskusi kitab kuning yang akhir-akhir ini sangat krisis peminat. Berawal dari keprihatinan ini, maka dibentuklah program kajian kitab Fathul Qorib sebagai kajian rutin yang dilaksanakan oleh FKKP yang melibatkan seluruh santri PP Nurul Jadid putri dari setiap lembaga kitab maupun santri secara umum.
Lembaga-lembaga yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut antara lain; Al Khoriyah (Dalbar), Al Miftah (Mawaddah), Madrasah Diniyah di seluruh kawasan PP Nuru Jadid, Ma’had Aly (Gang J), MAN PK, KSK (Daltim), BPK (Dalbar), MA PK (Daltim), Amtsilati (Gang K) dan seluruh Lembaga kitab di PP Nurul Jadid.
Kajian Kitab Fathul Qorib ini, merupakan langkah awal untuk menyegarkan dan menghidupkan kembali tradisi pesantren yang hamper punah, yakni bertafaqquh fiddin mengkaji dan mendalami kitab kuning.
“Kegiatan kajian kitab ini bisa dikatakan sebagai langkah awal kita untuk membiasakan diri untuk mengkaji kitab kuning”. Ujar Koordinator FKKP Nurul Jadid, Ustadzah Fatimatuz Zahro
Karena Forum ini merupakan Forum perdana yang berada di bawah naungan Biro Koordinasi Pengurus Putri PP Nurul Jadid (BKPP), sehingga seluruh kebutuhan lebih-lebih dari aspek dana tentu disediakan oleh BKKP selaku Organisasi yang membawahi FKKP
Bagaiamana dengan antusiasme peserta? untuk kajian yang baru dimulai, antusiasme santri untuk mengikuti kajian kitab kuning fathul qorib bisa dibilang lumayan, mengingat kajian kitab kuning kalah populer dengan program yang lain.
“Sudah bisa dikatakan lumayan, karena biasanya teman-teman sangat jarang minat terhadap kitab kuning, tetapi sekarang karena kegiatan perdana ini dipoles dengan tema yang menarik,” bab nikah” maka antusiasme santri bisa di bilang lumayan”. Tambah wanita berkacamata ini
Lebih lanjut, Ustadzah Fatimah-panggilan akrabnya menjelaskan bahwa santriwati-santriwati yang menguti kajian masih kurang percaya diri sehingga terkadang diskusi vakum.
“Terkadang awalnya vakum karena bisa jadi teman-teman masih kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya serta membacakan, tetapi memang masih perlu stimulus untuk melancarkan program kajian kitab ini. Tetap kami membutuhkan bantuan, partisipasi dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mensukseskan agenda ini,” harapnya kepada seluruh pihak.
Penulis: Fatimatuz Zahro
Editor : Ahmad Qusyairi As-Salimy