Merdeka.com – Isu virus corona masih menjadi pusat perhatian dunia. Tidak hanya jumlah kasus, masyarakat juga mulai menyoroti cerita-cerita dari pasien virus corona yang telah dinyatakan sembuh.
Tak terkecuali masyarakat Indonesia. Untuk pertama kalinya pasien 01,02 dan 03 memberikan kesaksian dan membeberkan pengalaman mereka saat terinfeksi virus corona (COVID-19), pada Senin (16/3).
Melansir dari akun YouTube tvOneNews, berikut cerita lengkap tiga pasien di Indonesia yang sembuh dari virus corona (COVID-19).
Bersyukur Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso
Salah satu pasien terinfeksi virus corona yang telah sembuh sangat bersyukur bisa diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI Sulianti Saroso).
“Saya bersyukur sekali diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso,” kata salah satu pasien virus corona Indonesia yang dinyatakan sembuh.
Staf Rumah Sakit Siap Sedia
Bukan tanpa alasan. Salah satu dari mantan pasien virus corona mengatakan, semua elemen staf rumah sakit baik itu dokter hingga cleaning service selalu siap membantu mereka selama 24 jam.
“Karena baik dokter, suster, pekerja lab, dan cleaning service sangat membantu kami. Dan mereka 24 jam siap mendampingi kami,” ujarnya.
Penghargaan untuk Staf Rumah Sakit
Mendapat perlakukan yang sangat baik, para pasien virus corona yang telah dinyatakan sembuh ingin pemerintah memberikan penghargaan untuk star rumah sakit. Lantaran, mereka selalu siap selama 24 jam di garda depan dan akan melakukannya lagi dalam waktu yang tidak ditentukan.
“Dan saya ingin sekali pemerintah memberikan penghargaan, apresiasi dan insentif untuk mereka yang 24 jam di garda depan dan mereka masih akan kerja terus saya enggak tahu mungkin enam bulan atau berapa, dan mereka juga punya family, punya keluarga. Saya mohon perhatian untuk mereka karena mereka luar biasa kerjanya,” papar wanita yang mengenakan hijab merah.
Jangan Panik
Melihat banyaknya masyarakat yang terlalu panik akibat virus corona ini, salah satu mantan pasien terinfeksi mengimbau untuk jangan panik.
“Kalau dari saya sih pesannya untuk masyarakat Indonesia yang sekarang agak panik untuk enggak panik,” papar pasien terinfeksi yang telah dinyatakan sembuh.
Punya Kekuatan Menyembuhkan dari Dalam
Imbauan tersebut bukan tanpa alasan. Mantan pasien terinfeksi yang mengenakan kebaya warna hijau tua ini menjelaskan bila virus corona ini merupakan self limited disease. Sederhananya, setiap orang memiliki kekuatan dari dalam diri untuk melawan virus tersebut.
“Virus ini seperti yang Pak Yuri (Achmad Yurianto) sudah sering disampaikan ke masyarakat itu adalah self limiting disease. Jadi, sebenarnya kita punya kekuatan dari dalam diri kita untuk menyembuhkan,” kata wanita yang mengenakan busana kebaya warna hijau.
Disiplin Jaga Kondisi Tubuh dan Kebersihan
Namun, semua itu juga harus diimbangi dengan kepedulian terhadap kondisi tubuh. Mulai dari minum air putih yang cukup hingga selalu menjaga kebersihan tubuh terutama tangan.
“Asal kita disiplin minum air putih yang banyak, istirahat yang benar, asupan gizi dan sayuran dan vitamin yang benar, jaga immune system dan laksanakan personal hygiene yang ketat, rajin cuci tangan,” paparnya menjelaskan.
Dengarkan Saran dari Pemerintah
Tidak hanya itu, masyarakat juga sebaiknya lebih mendengarkan saran dari pemerintah. Seperti diketahui, pemerintah tidak memberikan saran yang sembarangan untuk masyarakat. Saran yang dikatakan bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona lebih luas yang bisa mengganggu keselamatan warga Indonesia.
“Dengarkan saran dari pemerintah. Kalau memang kita diminta untuk social distance dan pembatasan sosial untuk sementara, ya kita sebaiknya lakukan sebaik-baik mungkin,” sambungnya.
Terinfeksi Tanpa Gejala Lebih Bahaya
Wanita yang mengenakan kebaya warna hijau tua ini juga mengungkapkan jika dirinya tidak merasakan gejala apapun sebelumnya. Namun, hal ini justru yang paling berbahaya. Merasa kondisi badan sehat, dia bisa dengan mudahnya menularkan virus corona ke masyarakat luas dengan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.
“Kalau kasus saya yang dinyatakan positif tetapi tidak mempunyai tanda-tanda gejala apapun itu sebenarnya lebih bahaya. Karena kita bisa saja melaksanakan aktivitas sehari-hari tanpa tahu kita menularkan ke orang-orang yang imunnya dan kesehatannya lebih lemah daripada kita. Dan itu akan berefeknya lebih parah,” tutupnya.
Mendukung Pasien secara Moral
Selanjutnya, mantan pasien virus corona yang mengenakan kebaya warna merah muda ini juga mengimbau kepada masyarakat dan media untuk mendukung pasien secara moral.
“Saya ingin mengimbau masyarakat dan media yang berada di luar untuk mendukung pasien yang ada di rumah sakit, mendukung secara moral,” imbauan dari pasien virus corona yang telah dinyatakan sembuh.
Informasi Tidak Akurat Bisa Ganggu Psikis Pasien
Lebih lanjut dijelaskan, penyebaran informasi tidak akurat justru bisa mengganggu psikis pasien yang tengah menjalani isolasi di rumah sakit. Terutama saat identitas mereka terungkap ke publik.
“Karena penyebaran informasi yang tidak akurat yang dilakukan oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab itu sangat mengganggu psikis kami di dalam. Dan identitas kami yang bocor itu kan juga mengakibatkan masyarakat luar jadi panik,” jelasnya.
Mendapat Banyak Pesan Masuk
Saat identitas mereka diketahui publik, dia mengatakan mendapatkan banyak sekali pesan dari masyarakat. Baik itu melalui aplikasi pesan maupun media sosial.
“Karena saya mendapatkan banyak banget direct message di sosial media maupun WhatsApp apapun. Itu mereka ke saya ‘mbak, gejalanya gimana? saya mau cek tapi saya takut’ gitu ‘saya takut identitas saya terbongkar’. Jadi itu harus dijaga sekali,” ungkapnya.
Jangan Hakimi Pasien Virus Corona
Belum berhenti di situ, wanita yang mengenakan kebaya warna merah muda ini juga ingin masyarakat luas untuk tidak main hakim sendiri kepada pasien terinfeksi virus corona.
“Untuk orang-orang di luar jangan menghakimi pasien yang positif COVID-19 dengan berbagai stigma negatif. Karena pasien akan menjadi korban dua kali. Karena saya selama diisolasi itu selama seminggu mungkin ya saya nangis terus. Saya tahu yang dibicarakan oleh beberapa media dan orang-orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya,” paparnya.
Menyerang Profesi Pasien
Sudah menjadi rahasia umum, publik mengetahui profesi pasien pertama virus corona sebagai seorang penari. Namun, ternyata ada beberapa oknum tidak bertanggung jawab yang justru menyerang profesi mereka. Dalam press conference kemarin, mantan pasien ini mengungkapkan perasaannya.
“Dan menyerang profesi kami sebagai penari, penggiat seni dan pejuang budaya yang selama hidup kami, satu keluarga kami selalu berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni dan budaya,” ungkapnya.
Virus Corona Tidak Memilih Pasien
Mantan pasien virus corona ini kembali mengingatkan masyarakat, penyakit ini tidak pandang bulu dalam menularkan virusnya.
“Semua harus ingat bahwa virus ini tidak memandang bulu, tidak memilih ras, agama, profesi apapun dan bisa menular ke siapa pun,” ujarnya. [tan]
Sumber : https://www.merdeka.com/