Allah berfirman dalam surat Annur Ayat 32;
ان يكونوا فقرأ يغنهم الله من فضله
“Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya”
Namun Sebelum Allah berjanji untuk memberi kemampuan kepada seseorang, Allah terlebih dahulu menganjurkan untuk menikah sebagaiman firmannya:
وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan.”
Saya sebenarnya telah lama mendengar janji ini, saya mendengarnya di acara acara walimahan. Biasanya yang menyampaikan hikmah nikah, sering kali mengutip ayat di atas. Mungkin salah satu tujuannya adalah memotivasi para pemuda-pemudi barangkali juga yang sedang melaksanakan akad nikah untuk selalu optimistis dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Setiap kali saya mendengarkan hikmah nikah/ceramah demikian, dalam fikiran saya selalu timbul pertanyaan, tapi sayang acara yang begitu tidak membuka sesi tanya jawab. Sehingga saya harus merelakan pertanyaan itu menguap begitu saja tanpa ada jawaban pasti.
Beberapa waktu lalu saya mutholaah kitab Tafsir Ayat Akham karya Syekh Ali As-Sabuni, seorang mufassir kontemporer kenamaan. Kebetulan yang saya baca adalah surat Annur ayat 31-34, saat sampai ayat
وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٣٢)
Ingatan yang lama menguap perlahan-lahan menghampiri saya lagi, pertanyaan yang selalu menunggu jawaban akhirnya muncul lagi. Pada awalnya saya pesimis menentukan jawaban yang memuaskan, “jangan -jangan pertanyaan ini menguap lagi bersama dengan ketidakpuasan ” ujar saya dalam hati saat itu.
Tapi kali ini saya di buat terkejut, bukan saja jawabnya yang memuaskan, tapi juga karena pertayaan saya sama persis dengan apa yang di tulis oleh sang mushonnif, tidak ada bedanya. Coba perhatikan teks dibawah ini
فان قيل: فنحن نرئ كثيرا من الفقرأ يتزوجون ويستمر فقرهم ولا يستغنون ونري من كان غنيا فيتزوج يصبح فقيرا؟
Jika ada seseorang bertanya, ” Kami melihat banya orang Yang fakir menikah tapi mereka tetap begitu begitu saja ( tetap fakir) tidak perbah cukup/ kaya, kami juga melihat ada orang kaya setelah menikah jatuh miskin (jadi fakir) ?
Persis! Sama persis seperti pertanyan yang ingin saya ajukan, mungkin kalaupun perlu penambahan hanya penegasan saja, “berarti tidak sesuai dong dnegan ayat diatas, dengan janji Allah? Kira kira begitu tambahnya, tapi pada intinya sama persis.
Asumsi sayapun bahwa tidak akan mendapat jawaban memuaskan tebantahakn saat syekh Ali As-Shobuni menjawab pertanyaan diatas dengan dalil dan logika yang tepat, sungguh menakjubkan!
Apa jawaban beliau? Sekali lagi mari kita simak teks dibawah ini, sambil tahan nafas, karena jawabannya lumayan panjang.
فالجواب: ان هذا الوعد مشروط بالمشيئة كما في قوله تعالي “فسوف يغنيكم الله من فضله، ان شأ”. التوبة: 28 ومما يدل علي اضماره ان الله تعالي ختم الاية بقوله ، “والله واسع عليم” النور:32 ولم يقل واسع كريم. وهذا يفيد ان الله تعالي يعلم مصلحة عباده فيبسط لمن يشأ ويقدر لمن يشأ حسب الحكمة والمصلحة. وقد، ورد ” ان من عبادي من لا يصلحه الا الفقر ولو أغنيته لفسد حاله”.
Jawabannya adalah: Bahwa janji ini disyaratkan “kehendak/keinginan” (dari Allah) sebagaiman firman Allah SWT.” Besok Allah akan mencukupkan mereka dengan anungrahnya, jika Allah berkehendak” artinya dikembalikan kepada Allah. Oleh karena Allah menutup ayat dengan kata kata والله واسع عليم bukan واسع كريم. Hal ini karena Allah mengetahui terhadap kemaslahatan hamba-hambanya, makanya Allah melapangakn Dan memampukan Yang Allah kehendaki sesuai dengan hikmah Dan kemaslahatan ( hamba). Yang demikian sesuai hadis Qudsi ” Sesungguhnya hamba-hambaku lebih maslahat menjadi orang fakir seandainya kemudian saya membuatnya kaya maka dia akan rusak ( sombong/ kufur nikmat dll).
Belum cikup disini, Syekh Ali As-Shobuji kemudian menyinggung asumsi yang berkembang di masyakat, jujur asumsi ini tidak asing di telinga saya mungkin juga kalian terutama masayakat perkotaan yang berfikiran materialitik.
Anda pernah mendengar asumsi “banyak anak banyak menyebabkan banyak pengeluaran semakin banyak pengeluaran semakin membuat kita miskin”, atau anda pernah mendengar tagline “program KB, Dua anak cukup”. Benar, itu yang di singgung oleh Syekh Ali As-Shobuni
انه قد يخيل الي بعض الناس ان الاولد والذرية سبب الفقر حتما وان عدمهم سبب لكثرة المال جزما
Sebagian masyarakat berasumsi bahwa banyak anak Dan keturunan adalah pasti menyebabkan fakir sebaliknya tiadanya mereka ( anak) adalah sebab pasti banyak harta (kaya)
Beliau kemudian berkata:
,فاريد قلع هذا الخيال من الا وهم، بان الله قادر علي اغنإ العبد مع كثرة العيال، وافقاره ولو غربا في داره، ولا اثر للزواج في فقر الانسان ولا للغروبة في غناه فالله هو الرزاق ذو القوة المتين وصدق الله
Saya ingin “mencabut” asumsi dari syakwasaka itu, karena sesungguhnya Allah dzat Maha Kuasa untuk membuat kaya hambanya meski aggota keluarganya banyak, sebaliknya Allah bisa membuat fakir hambanya meski dia jomblo di rumhanya. Sebenarnya kefakiran seseorang bukanlah disebabkan oleh pernikahan, banyaknya anak, begitu juga orang jomblo pasti kaya. Allah semua Yang mengatur semua rizki ini.
Tuntas, jawabannya ngenak banget, menusuk hati menghujam logika. Mari kita melakukan observasi kecil kecilan perihal diatas, insyallah setelah itu anda akan berkata, ” jawabannya mantap syekh!