Menghayati bacaan Alqur’an dan meresapi maknanya (tadabbur) tentu sudah biasa kita lakukan. Yang tidak biasa, mungkin, adalah menghayati bacaan dzikir, sebut saja itu “dzikir proaktif”. Dzikir seperti ini bukan saja lebih utama daripada ‘dzikir asbun’, tetapi jelas efektif, artinya berpotensi mendatangkan efek positif bagi pelakunya. Untuk dzikir proaktif ini, coba anda lakukan cara berikut :
- Saat mengucap subhanallah (Mahasuci Allah) 33 kali, rasakan betapa fisik anda kotor dan dekil, lingkungan anda kumuh dan bertabur kuman penyakit, lidah anda selalu memuntahkan sumpah serapah dan kata-kata jorok, mata anda jelalatan menguntit keburukan orang, telinga anda rakus akan ucapan tak berguna, bahkan juga umpatan yang mencabik-cabik kehormatan saudara seiman, dst., dst. Setelah itu resapi makna “subhanallah” dan rasakan betapa sucinya Allah, betapa bersihnya dzat, sifat, af’al dan aqwal-Nya dari aib dan kotoran moral berupa apa pun.
- Saat mengucap alhamdulillah (segala puji bagi Allah) 33 kali, hayati dalam hati betapa derasnya kucuran nikmat-Nya kepada anda. Bisa bernapas dengan longgar, detak jantung baik, tekanan darah normal, ginjal bekerja dengan baik, fisik terasa sehat dan bugar dan teramat penting masih diberi kemampuan beribadah dengan khusyuk atau, setidaknya, dengan hati yang dikhusyuk-khusyukkan, alhamdulillah.
- Kemudian, saat mengucap Allahuakbar (Allah Mahabesar) 33 kali, ikuti setiap kali ucapan tersebut dengan bisikan di hati tentang nama apa saja di dalam diri anda atau di sekitar anda sehingga ucapan di hati menjadi: Allah jauh lebih besar daripada diriku, Allah jauh lebih besar daripada akal dan hatiku, Allah jauh lebih besar daripada fulan (…) musuhku, Allah jauh lebih besar daripada hajat dan keinginanku, Allah jauh lebih besar daripada kesusahanku, Allah jauh lebih besar daripada hutangku, Allah jauh lebih besar daripada kafakiranku, Allah jauh lebih besar daripada penyakit yang menggerayangi tubuhku, Allah jauh lebih besar daripada kuman (virus) penyakit yang menggedor-gedor daya imunku… dst…dst.
- Saat mengucap La Ilaha Ill-Allah (Tiada Tuhan selain Allah), ikuti setiap kali ucapan tersebut dengan bisikan di hati tentang nama-nama-Nya sehingga ucapan di hati menjadi: Tiada Rahman selain Allah, Tiada Rahim selain Allah, Tiada raja selain Allah, Tiada yang sakral selain Allah, Tiada yang damai selain Allah, Tiada yang memberi rasa aman selain Allah, Tiada yang menguasai selain Allah, Tiada yang mulia selain Allah, Tiada yang memaksa selain Allah, Tiada yang sombong selain Allah… dst … dst… Tiada yang memberi rezeki selain Allah, Tiada yang memberi penyakit selain Allah, Tiada yang menyembuhkan selain Allah…
Betapa luar biasanya jika kita bisa berdzikir demikian sehingga kita tidak asbun (asal bunyi, Red).
Penulis : KH. Zainul Mu’in Husni, Lc. (Dosen Ma’had Aly Nurul Jadid)
Editor : Alfin Haidar Ali