Pada Senin (25/12), Mahad Aly Nurul Jadod mendapat undangan untuk hadiri halaqah fiqih dan ushul fiqih yang bertempat di Pondok Pesantren Zainul Hasan (ZAHA), Genggong. Sebanyak 25 delegasi yang berasal dari perwakilan Badan Eksekutif Mahasantri (BEMs), Forum Kajian Kitab Mahasantri (FK2M) dan dosen/mursyid.
Para delegasi ini berangkat menggunakan sebuah bis mini dan satu mobil elf milik pesantren. Sekitar puku 07.35 WIB para rombongan Mahad Aly berangkat bersama dengan rombongan dari organisasi Mahasiswa Thariqah An-Nahdliyah (MATAN) dan Madrasah Aliyah Peminatab Keagamaan (MA-PK).
Acara yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati 1 abad Nahdlatul Ulama. Acara ini mengangkat tema “Dinamika Penetapan Hukum Islam Dalam Menjawab Masail Furu’iyah”.
Terdapat tiga kiai yang menjadi narasumber pada acara kali ini. Mereka adalah K.H. (Dr.) Afifuddin Muhadjir selaku Wakil Rois ‘Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr. Abdul Ghodur Maimoen selaku Rois Syuriah PBNU dan Gus Muhibbul Aman Aly selaku Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pasuruan.
Sebelum pematerian dari para narasumber, acara diawali oleh sambutan dari K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah selaku Pengasuh PP. Zaha Genggong dan Kiai Marzuqi Mustamar selaku Ketua PWNU Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Kiai Mutawakkil mengungkapkan bahwa, alam dan segala fenomena dalam hidup ini akan mengalami perubahan. “Islam mengajarkan, apapun perubahan aspek dalam kehidupan kita, kita tidak boleh jauh dari nilai-nilai ajaran Rasulullah SAW.”, ungkaonya dihadapan hadirin.
Acara yang dihadiri oleh pengurus NU, serta aktivis bahstul masail se-tapal kuda tersebut dimulai sejak pukul 09.50 WIB. dan berakhir hingga pukul 13.45 WIB. Setiap narasumber mendapat kesempatan mengutarakan materi selama tiga puluh menit.
Acara relatif berjalan lancar dan khidmat. Setelah pematerian dari narasumber, moderator memberikan kesempatan bertanya sebanyak dua sesi. Setiap sesi, hanya tiga orang saja yang boleh mengajukan pertanyaan. Hanya saja, setelah selesai sesi pertanyaan pertama, Gus Ghofur pamit undur diri terlebih dahulu dikarenakan ada agenda di tempat lain.
Acara terakhir adalah pembacaan doa yang dibawakan oleh Kiai Afif. Para peserta kemudian diarahkan menuju tempat ramah tamah.