MahadAly.Enjhe – Dalam rangka mengenang 100 hari wafatnya Alm. KH Moh. Romzi Al-Amiri Mannan, tim Infokom Ma’had Aly Nurul Jadid menerbitkan buku yang berjudul “Kiai Romzi: Sosok Kiai Produktif, Humoris dan Kharismatik.”
Pembuatan buku ini dimulai sejak bulan Desember 2020 lalu. Sekitar satu setengah bulanan, kemudian buku ini dilaunching tepat pada hari 100 harinya kiai Romzi, yakni pada kamis (14/01) lalu. Acara yang dikemas dengan tajuk, “Mengaji Kepribadian Kiai Romzi dan Launching Buku”, disiarkan secara langsung (live streaming) di youtube Ma’had Aly Nurul Jadid.
Acara yang dihadiri oleh K. Muhammad al-Fayyadl, K. Ahmad Barizi (Menantu Kiai Romzi), Ust. Ainol Yaqin (Ketua Alumni Gang J) dan Ust. Suliyanto (Naib Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid) tersebut berjalan dengan lancar.
Menurut Alfin Haidar Ali selaku ketua tim pembuatan buku ini mengungkapkan, bahwasanya ide pembuatan buku ini berasal dari usulan K. Muhammad Al-Fayyadl.
“dulu, ketika empat puluh harinya kyai, Ra Fayadl mengusulkan pembukuan tulisan-tulisan para alumni dan siapapun itu yang menulis tentang kiai Romzi.” Ungkap santri yang menjabat sebagai pemred MahadAly.Online tersebut.
Masih menurut Alfin, namun karena waktu yang sangat terbatas dengan empat puluh harinya, akhirnya ide ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 harinya kiai Romzi. Selain itu, Infokom Ma’had aly Nurul Jadid juga menyelenggarakan sayembara menulis dengan tema: kesan, teladan dan humor kiai Romzi.
Sepuluh besar sayembara menulis ini, tulisannya akan dimuat dalam buku “Kiai Romzi: Sosok Kiai Humoris, Produktif dan Kharismatik.” Dan pemenang tiga besar sayembara menulis ini, selain tulisannya dibukukan, juga mendapat hadiah berupa uang pembinaan, paket karya kiai Romzi dan buku mengenang 100 harinya kiai Romzi tersebut.
Kemudian, pada 15-30 Januari 2021, pihak Infokom Mahad Aly Nurul Jadid membuka pra-pesan (OPEN PO) buku mengenang 100 harinya kiai Romzi tersebut. Satu hari dibuka, pemesan membludak hingga berjumlah lima puluh orang.
“Bahkan pada pertengahan OPEN PO ini, kami sengaja menambah cetak bukunya sebanyak lima puluh eksemplar. Padahal ini belum dipromosikan pada santri-santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Bila memang permintaan terus bertambah, bukan hal mustahil bila buku ini akan cetak ulang.” Ujar Alfin.