Sontak semua santri clingak-clinguk. Bertanya-tanya siapa yang dipanggil oleh Mbah Moen. Kemudia kyai Romzi mendapat isyarah dari hadaman Mbah Moen bahwa beliaulah yang disuruh Mbah Moen maju ke depan.

Kemudian Kyai beserta rombongannya disuruh masuk ke rumah Mbah Moen. Bisa ditebak, Kyai Romzi disuruh mulang Ihya’. Sesuai yang ada di dalam mimpi yang dialami kyai Romzi. Sebagai santri, beliau merasa kurang mampu karena ketika ngaji ihya’ ke Mbah Moen dulu hanya ngaji ihya’ ulumiddin juz 1, itu pun tidak khatam. Kemudian, Mbah Moen menyuruh Kyai Romzi untuk mendekat dan membuka mulutnya.

Lalu Mbah Moen meludahkan air ludahnya ke dalam mulut kyai romzi. Hal itu disaksikan oleh rombongon dari Ma’had Aly Nurul Jadid yang ikut serta dalam mengantarkan Kyai Romzi menemui gurunya. Pesan Mbah Moen,

“sebelum mulang, tawassul al-fatihah ke saya sama Imam Ghazali semoga dibimbing ketika nerangkan isi kitab ihya’.”

Sesudah kejadian itu, kyai romzi dan rombongannya pulang ke Ma’had Aly Nurul Jadid dan beliaupun tidak langsung muroq (ngajar, Red) kitab ihya’. Kyai Romzi masih muthola’ah Ihya’ Ulumiddin tersebut berhari-hari dan masih belum muroq Ihya’. Sampai kyai Romzi kedatangan tamu lagi yang merupakan utusan Mbah Moen lagi. ia menanyakan, apakah Kyai Romzi sudah muroq kitab ihya’ atau belum ?

Sontak kyai Romzi semakin kaget. Beliau merasa tidak layak dan kurang mumpuni ilmunya untuk muroq kitab sekelas ihya’ ulumiddin. Jalan terakhir, beliaupun sowan terlebih dahulu ke pengasuh PP. Nurul Jadid, yaitu Kh. Zuhri Zaini terkait masalah ini. Dawuh kyai Zuhri,

“bukan ngajar, tapi muthala’ah kitab ihya’ pakai mic.”

Semenjak itu, kyai Romzi tidak gelisah lagi. beliau pun memutuskan untuk muroq ihya’ ulumiddin disetiap hari selasa sampai kamis. tak lupa, Kyai Romzi sebelum muroq menjalankan perintah gurunya tersebut untuk tawassul pada Mbah Moen dan Imam Ghazali agar mendapat bimbingan saat menerangkan isi dari kitab Ihya’ ulumiddin.

Dan jika beliau berhalangan, beliau tidak meminta pada pengurus senior meski ilmunya sudah mumpuni, karena memang beliau lah yang mendapat perintah langsung dari Mbah Moen untuk muroq ihya’ ulumiddin, bukan santri-santrinya.

*Disampaikan Oleh Kyai Romzi saat

Muroq Ihya’ ataupun saat santrinya

sowan ke beliau.

Reporter : Alfin Haidar Ali

By

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Chat
1
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu ?