Pembentuk Generasi Tafaqquh Fiddin
Dalam Rangkaian acara menyambut dua guru tugas dari Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo-Situbondo, terdapat sesi terakhir yakni pembacaan do’a. Pembacaan do’a tersebut dibawakan oleh Ust. Qusairi Virgo. Sebelum berdo’a untuk menutup acara tersebut, beliau membawakan sebuah cerita terkait pentingnya sambungan sanad keilmuan.
“Seperti pada cerita santrinya Kyai Kholil.” ungkap Ust. Virgo dalam mengawali ceritanya.
Terdapat dua orang santri Kyai Kholil. Suatu ketika, dua santri tersebut mengadakan sebuah perjalanan laut menggunakan kapal. Sebagai santri, izin dari kyai merupakan sesuatu yang mutlak dan sangat diperlukan sekali, Kemudian keduanya matur dan pamitan pada Kyai Kholil.
“Nak, kalau ada apa-apa, sebut nama saya.” Jawab Kyai Kholil dengan bahasa Madura pada kedua santrinya tersebut.
Tanpa disangka-disangka, dalam perjalanan laut tersebut, terdapat ombak dan gelombang besar merintangi perjalanan kedua santri tersebut. Disaat hampir mencapai titik puncak dari bahaya gelombang laut, salah satu santri mengamalkan ucapan gurunya, yakni menyebut nama beliau. Dan santri satunya menyebutkan nama Allah, karena beranggapan bahwa Allah-lah yang dapat menyelamatkan semua ini.
Santri yang mengamalkan pesan gurunya ini menyangka bahwa santri yang menyebut nama Allah-lah yang akan selamat. Ternyata, justru dirinyalah yang selamat dan santri yang menyebut nama Allah tidak selamat karena sambungan dia dengan Allah tidak kuat. Sedang santri yang menyebut nama gurunya tersebut, yakni Kyai Kholil ini yang selamat karena ia menyambungkan do’anya pada gurunya, dan dengan perantara sambungan doa gurunya inilah, kemudian ia selamat.
Disampaikan oleh Ust. Qushairi Virgo pada senin, 10 Februari 2020.
Musholla Zainab bin Hafshah Al-Amiri (J)
Ma’had Aly Nurul Jadid