Dalam hidup, tidak ada yang lebih rapuh daripada sebuah kepercayaan. Sekali rusak, maka terasa sulit untuk mengembalikannya seperti semula. Pepatah lama mengatakan, “Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.” Ungkapan ini terasa semakin relevan di tengah maraknya kasus perselingkuhan yang menjadi ancaman bagi keharmonisan rumah tangga.
Lantas, bagaimana Islam menjaga manusia agar tidak terjerumus dalam perselingkuhan?
Perselingkuhan adalah pelanggaran terhadap kepercayaan dan komitmen dalam hubungan. Ia terjadi ketika seseorang menjalin kedekatan emosional atau hubungan fisik dengan orang lain di luar pasangan sahnya. Tindakan ini merupakan bentuk pengkhianatan, ketidakjujuran, dan ketidaksetiaan yang dapat menghancurkan fondasi rumah tangga. Banyak faktor dapat memicunya, namun tidak satu pun yang layak dijadikan alasan untuk lari dari masalah yang seharusnya diselesaikan bersama.
Berikut beberapa cara Islam menjaga manusia agar tidak terjerumus dalam perselingkuhan:
- Menjaga Pandangan
Islam memulai penjagaan bukan dari tubuh, tetapi dari mata. Sebab mata adalah pintu paling mudah bagi hati untuk terpikat. Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menjelaskan bahwa pandangan yang tidak dijaga adalah awal dari fitnah hati. Perselingkuhan emosional sering kali tidak dimulai dari niat, tetapi dari memandang terlalu lama, terlalu sering, atau terlalu menikmati perhatian seseorang.
Allah berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَـٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nūr: 30)
Ayat berikutnya memerintahkan hal yang sama kepada perempuan.
- Membatasi Pergaulan
Islam tidak melarang laki-laki dan perempuan untuk berinteraksi , tetapi memberikan batas agar interaksi itu tidak melewati garis yang membahayakan. Rasulullah SAW bersabda:
لا يخلون أحدكم بامرأة فإن الشيطان ثالثهما
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita, karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka.” (HR. Imam Ahmad)
Batasan ini bukan untuk membatasi ruang gerak, tetapi untuk menjaga kehormatan dan menghindarkan manusia dari fitnah
- Menjaga Hati
Hati itu lembut dan mudah condong. Bahkan perhatian kecil bisa membuat seseorang goyah. Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ، إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيشَةٍ مُعَلَّقَةٍ فِي أَصْلِ شَجَرَةٍ، يُقَلِّبُهَا الرِّيحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ:
Artinya:
“Hati dinamakan qalbu karena mudah berbolak-balik. Sesungguhnya perumpamaan hati itu seperti sehelai bulu yang tergantung di pangkal sebuah pohon, yang dibolak-balikkan oleh angin.”
(HR. Imam Ahmad, no. 18830.)
Karena itu, menjaga hati berarti menjaga diri dari keterikatan emosional yang tidak semestinya.
- Kejujuran dalam Hubungan
Islam mengajarkan bahwa hubungan harus dibangun di atas kejujuran. Jika seseorang sudah berkomitmen dengan satu orang, ia tidak boleh membuka “cadangan hati” untuk yang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ» (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.”
Kejujuran adalah fondasi kesetiaan.
- Menghormati Amanah Hati dan Perasaan Orang Lain
Setiap hubungan adalah amanah. Sekecil apa pun komitmennya, ia tetap memiliki nilai. Selingkuh, dalam bentuk apa pun, berarti mengkhianati amanah itu.
Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Menghormati amanah berarti menjaga perasaan, kepercayaan, dan komitmen yang telah diberikan.
Islam tidak membuat aturan untuk menyulitkan manusia, tetapi untuk menjaga kehormatan, melindungi hati, dan mencegah kerusakan yang lebih besar. Selingkuh bukan hanya dosa, tetapi juga jalan menuju hancurnya hubungan, hilangnya keberkahan, dan runtuhnya harga diri.
Karena itu, Islam mengajarkan untuk menjaga pandangan, menjaga hati, menjaga komunikasi, menjaga amanah, dan menjaga komitmen. Siapa pun yang menjaga diri dari perselingkuhan, sesungguhnya ia sedang menjaga kehormatan dan nilai dirinya di hadapan Allah.
Azizah Lilatuzzahra, Mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid Semester tiga
