Al-Amiri, Kamis (16/10/2025) Pengurus BAKMIN Wilayah Al-Amiri J kembali menunjukkan konsistensinya dalam menyelenggarakan kegiatan khitobah rutinan setiap malam jum’at. Malam ini, bagian Kamar J-9 yang membawakan tema spesial: Hari Santri Nasional (HSN), yang akan diperingati enam hari mendatang.

Namun, tema kali ini terasa berbeda dan lebih menggugah. Di tengah maraknya isu tentang penghinaan para kyai dan perbudakan dalam pesantren yang ramai diberitakan oleh media seperti Trans7 dan berbagai platform sosial, para mahasantri menjadikan momen ini sebagai panggung perenungan dan peneguhan jati diri sebagai santri.

Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, disusul pembacaan Sholawat Tibbil Qulub yang dibawakan penuh semangat oleh para mahasantri. Suasana menjadi syahdu dan penuh haru.

Dalam sambutannya, Kang Deni selaku ketua khitobah menyampaikan pesan tegas dan membakar semangat:

“Kami harapkan kepada seluruh teman-teman mahasantri untuk tidak sedikit pun goyah dalam keyakinan kita sebagai santri. Keyakinan pada barokah para kiai, keyakinan dalam setiap khidmah kita di pondok pesantren. Meski di luar sana ada yang mencaci, merendahkan, bahkan menjelek-jelekkan kita, jangan pernah hilang semangat. Kita bukan hanya pelajar biasa—kita adalah penjaga warisan ilmu, akhlak, dan peradaban.”

Ia juga menegaskan bahwa santri harus siap berjuang dan berkorban demi membela para kiai dan menjaga marwah pesantren dari fitnah yang tidak berdasar.

Sementara itu, kang Iqbal Rifqon selaku muballigh turut memberikan tausiyah singkatnya yang menyejukkan hati. Ia menyampaikan:

“Kita adalah orang-orang yang telah masuk dalam misi yang Tuhan inginkan. Maka bersyukurlah, karena kita sedang menjalankan amanah besar. Sebagai santri yang mempelajari ilmu agama”

Beliau juga menyoroti fenomena kritik terhadap santri, guru, dan adab yang seringkali datang dari mereka yang tidak memahami esensi dunia pesantren. Ujarnya, kritik tersebut harus dijawab dengan keteladanan dan kontribusi nyata di tengah masyarakat, agar mereka bisa mamahari dunia pesantren dengan secara utuh.

Melalui tema ini, harapannya bisa menumbuhkan akan kesadaran dan semangat juang para santri, tidak hanya di lingkungan pesantren, tetapi juga di tengah masyarakat luas. Semangat ini diharapkan tidak berhenti di kegiatan Khitobah rutinan, tetapi juga menjadi bagian dari peringatan Hari Santri Nasional mendatang

Muhammad Labib Al-Fawwaz, Mahasantri Aktif Ma’had Aly Nurul Jadid

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *